Maudy Ayunda dan organisasi non profit mengajak publik untuk menggaungkan kesadaran meningkatkan kualitas udara.
Untuk itu sebanyak 11 mahasiswa dari seluruh universitas di Indonesia terpilih menjadi duta kampanye udara bersih.
Mereka diharapkan bisa memahami isu udara bersih dan aktif menyuarakan pendapat akan hak atas udara bersih bagi masyarakat sekitar melalui program Biru Voices.
“Polusi udara berdampak buruk bagi seluruh lapisan masyarakat, dan kami percaya bahwa anak muda dapat menjadi gaung untuk mendemokratisasi pengetahuan mengenai problem dan upaya perbaikan kualitas udara,” ujar Maudy Ayunda saat berbicara sebagai pemateri Biru Voices melalui keterangan tertulisnya kepada Indozone, Selasa (2/8/2022).
Maudy Ayunda yang merupakan figur publik yang peduli dengan isu sosial, termasuk kualitas udara menyebut banyak mitos terkait kualitas udara yang harus dipertanyakan lagi, seperti warna langit yang biru belum tentu mengindikasikan kualitas udara yang baik.
Untuk itu, sebelum melakukan kegiatan luar ruangan, dia menggunakan air quality tracker untuk memastikan kualitas udara sedang dalam kondisi baik.
Biru Voices sendiri merupakan program pembentukan duta kampanye yang menyasar anak muda untuk menyuarakan pentingnya hak atas udara bersih dan bersama-sama mendorong perbaikan kualitas udara dari lingkungan terdekat.
Biru Voices 2022 adalah yang pertama kali dijalankan dan direncanakan untuk berjalan dengan periode waktu satu tahun untuk memberikan pengalaman kepada duta kampanye yang lebih berkelanjutan.
Bertemakan #BersuaraUntukUdaraBersih, Bicara Udara bersama Nafas Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah telah menyeleksi 11 mahasiswa dari 9 universitas di seluruh Indonesia yang memiliki ketertarikan yang tinggi pada masalah polusi udara, public speaking, dan rekam jejak akademis yang baik.
Proses seleksi sendiri dilakukan sejak 5 Juni – 18 Juli 2022. Nantinya para mahasiswa terpilih akan dibina untuk menjadi duta kampanye udara bersih yang berjulukan Biru Voices.
Bertempat di Artotel Thamrin selama 5 hari kedepan, semua peserta Biru Voices akan mengikuti rangkaian kelas Bootcamp, sebuah bagian dari program Biru Voices yang dapat meningkatkan kepedulian dan memperdalam pengetahuan mereka mengenai isu polusi udara.
Peserta akan diperkaya dengan berbagai macam ilmu untuk upaya perbaikan kualitas udara, seperti kebijakan publik, transisi energi, kesehatan publik, komunikasi untuk kampanye, dan lain lain.
Seluruh rangkaian kelas ini akan dibimbing oleh pemateri yang memiliki keahlian di bidangnya, seperti Co-Founder Nafas Indonesia Piotr Jakubowski, Executive Director Yayasan Cerah Indonesia Adhityani Putri, Co-Founder Think Policy Indonesia Andhyta Firselly Utami, Principal Advis Lab Alanda Kariza, Head of Sustainability GOTO Group Tanah Sullivan, dan masih banyak lagi.
“Survei Indikator Politik Indonesia dengan Yayasan Indonesia Cerah pada Oktober 2021 menemukan bahwa generasi muda paham mengenai bahaya krisis iklim dan perlunya pelestarian lingkungan,” ujar Founder Bicara Udara, Ratna Kartadjoemena.
“Maka itu, sangat penting untuk Biru Voices untuk menghadirkan berbagai ahli dari organisasi rekan kami, agar dapat membekali anak muda terpilih dengan seluk beluk isu polusi udara dari berbagai perspektif, baik itu lingkungan, sosial, dan kesehatan,” tambahnya.
Seperti diketahui, pada bulan Juni 2022, DKI Jakarta tidak memiliki satu hari pun kualitas udara yang sehat. Rata-rata harian polusi PM 2.5 bisa mencapai 16 kali lipat di atas standar WHO.
Menurut laporan Air Quality Life Index (AQLI), kondisi ini dapat mengurangi angka harapan hidup hingga 5-7 tahun dan meningkatkan risiko beberapa penyakit seperti jantung, paru-paru dan saraf, terutama terhadap kelompok rentan.
“Saya termotivasi untuk mengikuti Biru Voices karena saya menyadari bahwa kesadaran atas hak udara bersih di Indonesia masih cukup kurang,” ujar Brigitta Sheren Patricia, mahasiswa President University dan salah satu peserta Biru Voices.
“Melalui Biru Bootcamp, saya yakin saya dapat lebih berdaya untuk menyuarakan mengenai isu polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan kita, termasuk menggerakan anak muda lain untuk turut peduli akan masa depan dengan udara yang bersih.”
Kesebelas mahasiswa yang terpilih untuk menjadi Biru Voices 2022 adalah:
1. Muhammad Sadam Vifo, Universitas Pancasila
2. Nurfadhilah Febrismi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Anthony Emmanuel, President University
4. Jason Dharma, Sampoerna University
5. Sadewa Bagus Rahmamuliawan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6. Najma Amalia K, President University
7. Florentina Angelica, Universitas Katolik Parahyangan Bandung
8. Sofyan Hamid Azhari, Universitas Negeri Jakarta
9. Narulita Christina Exaudia, Institut Teknologi Bandung
10. Brigitta Sheren Patricia, President University
11. Kristin Ina Binna, Universitas Trisakti
Seusai Bootcamp, kandidat Biru Voices 2022 diharapkan dapat menjadi juru bicara pentingnya hak udara bersih di lingkungannya, termasuk di universitasnya untuk memperkuat jaringan anak muda yang peduli akan udara bersih.
Mereka juga mendapatkan kesempatan magang di Bicara Udara, Nafas dan Yayasan Indonesia Cerah untuk terus mengaplikasikan ilmu yang didapat ke aktivisme di dunia nyata.
Artikel Menarik Lainnya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: