INDOZONE.ID - Nama Maria Ulfah Santoso mungkin tidak banyak dikenal oleh masyarakat awam.
Ia merupakan salah satu tokoh yang memperjuangkan hak suara untuk memilih dan dipilih bagi perempuan Indonesia.
Lahir di Serang, 18 Agustus 1911, Maria Ulfah merupakan sosok yang cerdas dan visioner.
Ia lulus sebagai salah satu sarjana hukum terbaik di Universitas Leiden, kemudian kembali ke tanah air untuk aktif dalam organisasi sekaligus berkampanye mengenai kesetaraan gender.
Menuju Hak Pilih Pasif
Pada masa kolonial, hak dan posisi dalam politik dan pemerintahan masih menjadi milik laki-laki.
Maria Ulfah yang pada saat itu tergabung dalam Kongres Perempuan Indonesia II, kemudian menyampaikan pidato tentang hak dipilih dan kesetaraan yang seharusnya didapatkan oleh perempuan.
Baca Juga: Kontribusi Nyi Hadjar Dewantara bagi Gerakan Perempuan Masa Kolonial
Melalui proses yang berliku-liku, berulang kali harapan Maria Ulfah ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Meski begitu, ia tidak pantang menyerah dengan selalu mengampanyekan pidatonya pada setiap kongres.
Pada 3 Juli 1938, Maria Ulfah kembali menyampaikan pidato serupa dalam pertemuan dengan seluruh perempuan Indonesia di Jakarta.
Pertemuan tersebut membicarakan hak tentang kaum perempuan supaya dapat duduk di bangku pemerintahan pada pemilihan Gemeenteraad periode 1938-1942.
Saat itu, Maria Ulfah mengatakan bahwa sudah saatnya Pemerintah Hindia Belanda memberi kesempatan kepada perempuan agar dapat memiliki hak umum seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara lain.
Baca Juga: Mengenal Sosok Sophie Kirana, Puteri Indonesia Lingkungan yang Raih Top 5 Miss International 2024
Akhirnya, pidato tersebut menghasilkan tiga perempuan yang terpilih dalam pemilihan Gemeenteraad periode 1938-1942 yakni, Emma Poeradiredja, Soenarjo Mangoenpoespito, dan Ny. Soedirman.
Hak Pilih Aktif Perempuan dalam Parlemen
Berkat perjuangannya yang gigih, perempuan Indonesia berhasil mendapatkan hak aktif pertama kalinya pada 1941.
Peristiwa ini merupakan salah satu tonggak sejarah yang sangat penting dalam kesetaraan gender politik di Indonesia.
Maria Ulfah membuktikan bahwa perempuan mampu berkontribusi bagi negara ini dengan hak yang setara baik dalam berpolitik, maupun pendidikan.
Meski kini ia tidak banyak dikenang, namun semangat perjuangannya tetap menginspirasi seluruh generasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Handep UI Sejarah Dan Kebudayaan