Kategori Berita
Media Network
Selasa, 12 NOVEMBER 2024 • 16:20 WIB

Kontribusi Nyi Hadjar Dewantara bagi Gerakan Perempuan Masa Kolonial

Nyi Hajar Dewantara ataua Raden Ajeng Sutartinah.

INDOZONE.ID - Nyi Hadjar Dewantara, atau yang dikenal dengan nama asli Raden Ajeng Sutartinah, merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia yang memberikan kontribusi besar terhadap pemberdayaan perempuan dan perjuangan kesetaraan gender di Indonesia.

Sebagai istri dari Ki Hadjar Dewantara, pendiri Taman Siswa, Nyi Hadjar Dewantara memiliki peran penting dalam memajukan kehidupan perempuan yang pada masa itu masih terkungkung oleh dominasi patriarki.

Pendiri Organisasi Wanita Taman Siswa

Di tengah situasi sosial yang belum memberikan perhatian yang memadai terhadap perempuan, Nyi Hadjar Dewantara berinisiatif mendirikan organisasi "Wanita Taman Siswa".

Organisasi ini lahir sebagai respons terhadap sistem patriarki yang menindas perempuan, serta munculnya Politik Etis yang mendorong kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat.

Organisasi ini bertujuan untuk mengajak perempuan terlibat aktif dalam gerakan pendidikan dan kemasyarakatan, serta menjalankan hak-hak mereka sebagai warga negara yang setara dengan laki-laki.

Baca Juga: Tantangan Organisasi Perempuan Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Wanita Taman Siswa memiliki visi yang sejalan dengan tujuan organisasi suaminya, Ki Hadjar Dewantara, yakni untuk memajukan pendidikan dan kehidupan sosial perempuan di Indonesia.

Dalam organisasi ini, para anggotanya didorong untuk turut berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dengan penuh tanggung jawab, guna mencapai kemajuan yang lebih besar bagi perempuan Indonesia.

Kongres Perempuan I di Yogyakarta

Peran aktif Nyi Hajar Dewantara dalam dunia organisasi semakin menguat ketika ia turut serta dalam menginisiasi Kongres Perempuan I, yang berlangsung di Yogyakarta pada 22 hingga 25 Desember 1928.

Kongres ini menjadi momen bersejarah dalam perjuangan perempuan Indonesia. Dalam acara itu, berbagai organisasi perempuan yang ada di Indonesia, termasuk Wanita Taman Siswa, bersatu untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

Pada awalnya, persatuan gerakan perempuan ini dikenal dengan nama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI), yang kemudian berganti menjadi Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII).

Baca Juga: Ban Zhao, Cendekiawan Perempuan yang Menantang dan Membentuk Norma di Tiongkok Kuno

Kongres ini membahas berbagai isu yang penting bagi perempuan pada masa itu, seperti pendidikan perempuan, perkawinan anak, praktik kawin paksa, serta nasib perempuan janda.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kontribusi Nyi Hadjar Dewantara bagi Gerakan Perempuan Masa Kolonial

Link berhasil disalin!