INDOZONE.ID - Cokelat seringkali menjadi teman setia di momen-momen bahagia, dan penenang di saat-saat sulit.
Namun, di balik kelezatannya, cokelat seringkali memiliki mitos yang berkembang di masyarakat.
Dari klaim tentang kandungan kafein hingga spekulasi mengenai dampaknya pada kolesterol dan berat badan, berikut mitos dan fakta dari cokelat.
1. Cokelat Tinggi Kafein
Ketika berbicara tentang kafein, kopi seringkali menjadi yang paling banyak disebut.
Namun, tidak sedikit orang yang percaya bahwa cokelat juga mengandung kafein dalam jumlah tertentu.
Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa kandungan kafein dalam cokelat tidak sebesar yang dikira.
Meskipun bisa memberi sedikit energi, kandungan kafein dalam sebatang cokelat tidak sebanyak pada kopi.
2. Cokelat Menyebabkan Kenaikan Kolesterol
Ketika berbicara tentang kolesterol, kita seringkali berpikir tentang lemak jenuh.
Begitu pula dengan cokelat, banyak yang menganggapnya sebagai penyebab naiknya kadar kolesterol.
Namun, terdapat jenis lemak yang terkandung dalam cokelat.
Sebagai contoh, asam stearat, lemak jenuh utama dalam cokelat susu yang memiliki efek yang berbeda terhadap kadar kolesterol, dibandingkan dengan lemak jenuh lainnya.
3. Cokelat Tidak Memiliki Gizi
Mungkin terdapat sebagian orang yang meragukan nilai gizi cokelat karena rasanya yang manis dan lembut.
Namun, cokelat mengandung sejumlah nutrisi yang penting bagi tubuh.
Baca Juga: 7 Manfaat Ajaib Cokelat Hitam untuk Kesehatan
Dalam sebatang cokelat, kita bisa menemukan magnesium, tembaga, zat besi, dan seng, yang semuanya memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
4. Cokelat Menyebabkan Kerusakan Gigi
Tidak semua cokelat memberikan dampak yang sama pada kesehatan gigi.
Kandungan protein, kalsium, dan fosfat dalam cokelat susu, dapat membantu melindungi enamel gigi, sedangkan sifatnya yang melunak memungkinkan cokelat membersihkan mulut lebih cepat daripada permen lainnya.
5. Cokelat Penyebab Sakit Kepala
Beberapa orang percaya bahwa konsumsi cokelat dapat memicu atau memperburuk sakit kepala.
Beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi cokelat dengan kejadian sakit kepala, terutama pada individu yang rentan terhadap migrain.
Baca Juga: Kenapa Cokelat Jadi 'Obat' Cewek-cewek Kalau Stress saat Menstruasi?
Namun, bukti ilmiah yang konsisten masih kurang, dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa hubungan antara cokelat dan sakit kepala tidaklah sekuat yang diperkirakan.
6. Cokelat Penyebab Jerawat
Sejak lama, telah beredar anggapan bahwa konsumsi cokelat dapat menyebabkan jerawat atau memperburuk kondisi kulit.
Mitos ini sering didukung oleh pengalaman pribadi dan cerita turun-temurun.
Namun, studi ilmiah lebih baru telah menemukan bahwa tidak ada hubungan langsung antara konsumsi cokelat dan jerawat.
Jerawat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk genetika, hormon, dan kebersihan kulit, bukan hanya oleh konsumsi makanan tertentu.
7. Cokelat Menyebabkan Penambahan Berat Badan
Karena rasanya yang manis dan kandungan kalorinya yang cukup tinggi, cokelat sering dianggap sebagai pemicu penambahan berat badan.
Orang-orang khawatir mengonsumsi cokelat akan menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak diinginkan.
Namun, yang perlu dipahami adalah bahwa penambahan berat badan disebabkan oleh konsumsi kalori total yang melebihi kebutuhan tubuh, bukan hanya oleh satu jenis makanan saja.
Dengan memahami lebih lanjut tentang mitos dan fakta yang terkait dengan konsumsi cokelat, kamu bisa menikmati camilan ini dengan baik sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan sehat, serta mengabaikan mitos-mitos yang sering beredar di masyarakat.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Portal.peopleonehealth.com