INDOZONE.ID - Menghadapi situasi di mana anak mengalami kejang bisa sangat menakutkan bagi orang tua. Namun, dengan mengetahui langkah-langkah perawatan yang tepat, kita bisa membantu anak dengan lebih tenang.
Artikel ini akan membahas cara efektif mengatasi kejang pada anak di rumah maupun perawatan medis yang akan diperlukan.
Cara Mengatasi Kejang pada Anak di Rumah
1. Bantu Anak Berbaring Miring di Area yang Aman
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan anak tidak mengalami cedera tambahan.
Bantu anak berbaring miring di area yang aman dan datar untuk mencegahnya menghirup muntah yang dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. Singkirkan benda berbahaya di sekitarnya, seperti kacamata atau benda keras.
2. Jangan Masukkan Apa Pun ke Mulut Anak
Hindari memasukkan benda ke dalam mulut anak saat mereka sedang kejang karena dapat menyebabkan cedera.
Segera periksa apakah anak bernapas dan terus amati pernapasannya selama dan setelah kejang. Hubungi layanan darurat jika anak tidak bernapas atau terlihat biru.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap tentang Penyebab, Jenis, dan Gejala Kejang pada Anak
3. Bantuan Pernapasan
Jika anak tidak bernapas dalam satu menit setelah kejang berhenti, lakukan napas buatan (CPR). Jangan mencoba melakukan napas buatan saat anak sedang kejang karena bisa berbahaya.
4. Posisikan Miring Setelah Kejang Berakhir
Setelah kejang berakhir, letakkan anak pada posisi miring dan tetap bersama mereka hingga benar-benar sadar. Jika anak demam, beri acetaminophen (seperti Tylenol) lewat anus.
Jangan berikan makanan, minuman atau obat minum kepada anak yang baru saja kejang hingga mereka benar-benar sadar.
5. Pencegahan Cedera Lebih Lanjut
Untuk anak dengan riwayat epilepsi, jauhkan benda padat di sekitarnya saat mereka mengalami kejang. Diskusikan dengan dokter tentang rencana tindakan kejang yang mencakup obat-obatan.
Jika anak berada di dekat air, pastikan mereka selalu memakai jaket pelampung dan terikat untuk mencegah tenggelam.
Jika kejang berlangsung lebih dari lima menit dan anda telah berdiskusi dengan dokter tentang penggunaan obat lewat anus dan berikan dosis yang sesuai serta hubungi layanan darurat.
Baca Juga: Bayi 9 Bulan Idap Mitokondria Usai Kejang Hampir 3 Jam, Hidupnya Divonis Tidak akan Lama
Perawatan Medis untuk Kejang Pada Anak
1. Tidak Langsung Memberikan Obat
Pada kunjungan pertama, dokter mungkin tidak langsung memberikan obat kecuali ada penyebab yang jelas.
Hal ini karena banyak obat kejang memiliki efek samping seperti kerusakan hati atau gigi anak. Banyak anak hanya mengalami satu atau beberapa kejang dalam seumur hidupnya.
2. Pengawasan Obat yang Ketat
Jika obat diperlukan, dokter akan memantau kadar obat melalui tes darah berkala dan mengawasi efek sampingnya. Proses penyesuaian obat bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
3. Penanganan Kejang Terus-Menerus
Jika anak mengalami kejang terus-menerus (status epileptikus), mereka akan dirawat secara intensif dengan obat anti-kejang intravena atau infus dan memerlukan alat bantu pernapasan.
Ada juga obat penyelamat yang digunakan dalam situasi darurat seperti semprotan hidung, pil minum, cairan bawah lidah, gel rektal atau ditempatkan antara pipi dan gusi.
4. Obat yang Umum Digunakan
Obat yang paling umum digunakan adalah benzodiazepin karena cepat bekerja di otak untuk menghentikan kejang.
Contohnya adalah Diazepam yang bisa diberikan secara diminum, semprotan hidung (Valtoco), atau rektal (Diastat), serta Lorazepam dan Midazolam yang bisa diberikan melalui mulut, bawah lidah, hidung, atau antara pipi dan gusi.
Demikian beberapa penjelasan mengenai cara efektif mengatasi kejang pada anak di rumah maupun perawatan medis yang akan diperlukan.
Menangani kejang pada anak membutuhkan ketenangan dan pengetahuan tentang langkah-langkah yang tepat.
Selalu prioritaskan keselamatan anak dengan mencegah cedera tambahan dan mengikuti panduan medis yang telah diberikan.
Dengan demikian, anda dapat membantu anak menghadapi kejang dengan lebih baik dan mencegah komplikasi penyakit yang lebih serius.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Webmd.com