INDOZONE.ID - Pengobatan merupakan bagian terpenting yang membuat manusia mampu hidup sampai sekarang. Sejak jaman dahulu manusia selalu menggali - gali cara paling ampuh untuk tetap sehat.
Bahkan di masa sekarang manusia pun masih mencari cara paling ampuh untuk terbebas dari penyakit. Salah satunya ialah dengan praktik akupuntur yang merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional.
Akupunktur dikenal sebagai praktik medis tradisional dari Tiongkok. Jika telisik, akar sejarah akupuntur, diperkirakan telah ada sejak sudah 6.000 tahun yang lalu.
Alat yang dipakai pada untuk pengobatan akupuntur di jaman dulu bukanlah jarum, tapi alat yang terbuat sederhana dari batu tajam dan tulang.
Baca Juga: Menelusuri Sejarah Pengobatan Tradisional India Ayurveda dan Datangnya Akupuntur dari China
Walaupun tidak ada dokumen tertulis tentang akupuntur secara langsung, tapi ada artikafak yang menjelaskan tentang pentingnya titik tertentu untuk distimulasikan dalam tubuh.
Dokumen Awal tertua yang menunjukkan konsep dasar akupunktur adalah The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine. yang diperkirakan ditulis sekitar 100 SM. Dalam teks ini, terdapat dialog antara Kaisar Kuning dan penasihatnya, Chhi-Po, yang membahas berbagai aspek kesehatan, termasuk sistem meridian, yang merupakan jalur di mana energi (qi) mengalir.
Buku ini memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana qi berfungsi dan bagaimana akupunktur dapat digunakan untuk memodifikasi aliran energi ini.
Dalam akupunktur, diyakini bahwa kesehatan tergantung pada aliran qi yang seimbang dalam tubuh. Qi mengalir melalui 12 saluran utama yang disebut meridian, masing-masing terkait dengan organ tubuh tertentu. Meridian ini tidak berhubungan langsung dengan jalur saraf atau pembuluh darah, tetapi lebih merupakan sistem energetik yang diyakini mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional.
Seiring waktu, akupunktur berkembang menjadi salah satu terapi utama di Tiongkok, dilengkapi dengan metode lain seperti pijat, herbal, dan terapi panas (moksibusi). Pada abad ke-15, patung perunggu yang menggambarkan titik-titik akupunktur mulai digunakan sebagai alat pendidikan dan pengajaran.
Baca Juga: Klinik Ajaib di China, Obati Anak Susah Matematika dengan Metode Unik
Buku The Great Compendium of Acupuncture and Moxibustion, yang diterbitkan selama Dinasti Ming (1368–1644), adalah salah satu teks penting yang merinci 365 titik akupunktur dan prinsip-prinsip dasar yang masih relevan dalam praktik modern.
Namun, pada abad ke-17, minat terhadap akupunktur mulai menurun. Pengaruh pemikiran Barat dan perkembangan ilmu kedokteran modern menyebabkan akupunktur dianggap tidak rasional dan sering kali dikaitkan dengan takhayul.
Pada tahun 1822, pemerintah Tiongkok mengeluarkan akupunktur dari kurikulum pendidikan medis resmi, dan praktik ini mulai terpinggirkan, meskipun beberapa praktisi di pedesaan dan sarjana tetap mempertahankan pengetahuan tentangnya.
Dengan munculnya pemerintah Komunis pada tahun 1949, ada kebangkitan minat terhadap pengobatan tradisional, termasuk akupunktur. Pemerintah mulai mendirikan lembaga penelitian dan sekolah untuk mengajarkan akupunktur, dan praktik ini dapat diperkenalkan lagi di rumah sakit.
Dalam beberapa dekade berikutnya, akupunktur mulai menyebar ke negara lain, seperti Korea dan Jepang, yang telah mengenal metode ini sejak abad ke-6.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para dokter Barat mulai memperhatikan akupunktur. Seorang dokter Belanda bernama Ten Rhijne, yang bekerja untuk Perusahaan Hindia Timur, memberikan deskripsi medis tentang praktik akupunktur pada tahun 1680. Minat di Eropa dan Amerika meningkat, tetapi masih ada padangan rendah dan skeptisisme terhadap efektivitasnya.
Momen penting terjadi pada tahun 1971, ketika seorang jurnalis dari New York Times mengunjungi Tiongkok dan mendapatkan perawatan akupunktur setelah menjalani operasi usus buntu. Pengalamannya menggambarkan keberhasilan dan efektivitas akupunktur, yang kemudian memicu gejolak ketertarikan besar di dunia Barat.
Baca Juga: Mengenal Strategi Ampuh China Kuno dalam Melawan Penyakit Menular
Sejak saat itu, penelitian tentang akupunktur meningkat, dan pada tahun 1997, National Institutes of Health (NIH) mengadakan konferensi konsensus yang menyatakan bahwa ada bukti positif untuk efektivitas akupunktur dalam mengobati beberapa kondisi, termasuk nyeri kronis.
Saat ini, akupunktur diterima di berbagai negara sebagai bagian dari pengobatan alternatif dan pelengkap. Banyak rumah sakit di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, menawarkan akupunktur sebagai salah satu metode dalam program perawatan mereka.
Praktik ini juga diakui oleh banyak organisasi medis dan kesehatan, dan penelitian terus dilakukan untuk memahami bagaimana tubuh manusia merespon terkait efek dari akupunktur.
Pada akhirnya pengobatan tradisional seperti akupunktur telah mengalami perjalanan panjang dari praktik kuno yang terpinggirkan menjadi terapi yang diakui dan diterima secara luas di seluruh dunia.
Baca Juga: Tusukan Jarum Akupuntur yang Punya Manfaat untuk Kesehatan
Dengan pengakuan dari lembaga kesehatan dan penelitian yang terus berkembang, akupunktur memperlihatkan potensinya untuk berpengaruh pada sistem kesehatan modern dan memberikan alternatif pengobatan bagi banyak orang di muka dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: News-medical.net