INDOZONE.ID - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sering kali dikaitkan dengan kesulitan konsentrasi dan pengendalian diri.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan, memiliki jadwal yang padat atau sibuk dapat membantu meringankan gejala ADHD, benarkah demikian? Berikut beberapa faktanya.
Kisah Sophie: Ketika Jadwal Sibuk Membawa Perubahan Positif
Sophie Didier, yang didiagnosis dengan ADHD pada usia 15 tahun, pernah kesulitan di sekolah karena sulit berkonsentrasi, gelisah, dan terlalu banyak berbicara di kelas.
Dokter meresepkan obat untuknya, tetapi Sophie menemukan, kesibukanlah yang benar-benar membantu.
Saat ia mulai sibuk dengan kegiatan, seperti bermain lacrosse dan mengikuti ekstrakurikuler lain, nilainya membaik. Jadwal yang padat, memaksanya untuk tetap terorganisir dan berdisiplin.
“Saya merasa lebih teratur saat itu,” kenang Sophie yang kini berusia 24 tahun.
Baca Juga: 7 Tips Meningkatkan Social Skills bagi Pengidap ADHD, Apa Saja Ya?
Penelitian: Bagaimana Kesibukan Dapat Meringankan Gejala ADHD
Menurut studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Psychiatry, gejala ADHD cenderung berfluktuasi sepanjang hidup. Penelitian ini melibatkan 483 partisipan yang diikuti selama 16 tahun, dimulai sejak rata-rata usia delapan tahun.
Hasilnya menunjukkan, sekitar 75 persen partisipan mengalami perubahan gejala, termasuk remisi total atau parsial. Remisi ini lebih sering terjadi di tengah kesibukan, seperti saat bekerja penuh waktu, bersekolah, mengasuh anak, atau memiliki kewajiban finansial.
“Orang dengan ADHD sering kali berfungsi lebih baik saat ada tekanan atau tenggat waktu,” kata Dr. Margaret Sibley, pemimpin penelitian dari University of Washington.
Baca Juga: 14 Ciri ADHD pada Orang Dewasa yang Perlu Diketahui
Tidak Semua Orang Mendapat Manfaat dari Jadwal Padat
Meskipun banyak yang merasa terbantu dengan aktivitas padat, tidak semua penderita ADHD mengalami hal serupa. Dr. Craig Surman dari Massachusetts General Hospital menjelaskan, efektivitas jadwal padat bergantung pada kecocokan antara kekuatan individu dengan tuntutan yang dihadapinya.
Penelitian juga menunjukkan, aktivitas fisik, seperti olahraga, dapat membantu mengurangi gejala ADHD. Contohnya, siswa dengan ADHD cenderung tampil lebih baik selama musim olahraga karena jadwal sibuk dan aktivitas fisik yang teratur.
Namun, tugas yang monoton seperti pekerjaan rumah tangga tetap menjadi tantangan. Oleh karena itu, strategi seperti membuat daftar tugas sangat penting untuk membantu mereka tetap terorganisir.
Membangun Gaya Hidup bagi Penderita ADHD
Bagi Abby Balderson, penderita ADHD sejak kecil, hidup yang terencana adalah kunci. Dengan jadwal yang tertata, waktu transisi yang teratur, serta pola tidur yang konsisten, ia dapat mengelola ADHD-nya dengan baik. Bahkan, ia berhasil menurunkan dosis obatnya.
“Ketika jadwal saya sibuk dan teratur, ADHD saya menjadi lebih terkendali,” kata Abby, yang kini berusia 44 tahun.
Demikian, beberapa fakta mengenai memiliki jadwal yang padat atau sibuk bagus untuk gejala ADHD.
Setiap orang dengan ADHD punya cara yang berbeda untuk mengelola gejala mereka. Namun, memiliki jadwal yang padat dan terorganisir, dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meringankan gejala.
Kuncinya adalah, menemukan gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan masing-masing individu. Dengan penyesuaian yang tepat, gejala ADHD bisa lebih terkendali dan memungkinkan mereka untuk menjalani hidup lebih baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com