Pria tunawisma mendadak jadi model fesyen (Twitter@aliolakunmi)
INDOZONE.ID - Mengenakan pakaian yang menarik bukan hanya soal penampilan dan good looking, tetapi juga tentang bagaimana pria memproyeksikan diri mereka kepada dunia.
Bagi pria, berpakaian menarik meski tidak good looking alias tampan, memiliki sejumlah manfaat yang dapat mempengaruhi kehidupan pribadi dan profesional.
Berikut adalah lima alasan mengapa pria harus memperhatikan penampilan mereka dan mengenakan pakaian yang menari:
Perpaduan Kemeja Denim dan Celana Abu-Abu Pria
Pakaian yang tepat dan menarik dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri. Ketika pria merasa nyaman dan puas dengan penampilan mereka, ini tercermin dalam sikap dan cara mereka membawa diri.
Baca Juga: Wajah Tak Good Looking, Erick Estrada Heboh Di-bully
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Experimental Social Psychology menemukan bahwa pakaian tidak hanya mempengaruhi bagaimana orang lain memandang kita, tetapi juga mempengaruhi bagaimana kita memandang diri sendiri.
Dengan mengenakan pakaian yang tepat, pria dapat merasa lebih percaya diri dalam berbagai situasi, baik dalam pertemuan bisnis, kencan, atau sekadar bersosialisasi.
Ilustrasi pria memakai kemeja flanel kotak-kotak. (toptrendsguide.com)
Kesan pertama sering kali terbentuk dalam hitungan detik, dan penampilan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhinya. Menurut penelitian oleh Harvard Business School, penampilan fisik dapat mempengaruhi cara orang menilai kredibilitas dan kompetensi seseorang.
Bagi pria, mengenakan pakaian yang rapi dan menarik dapat membantu menciptakan kesan pertama yang positif, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sosial.
Ilustrasi pria kurus. (freepik/halayalex)
Dalam dunia profesional, penampilan yang baik dapat membuka pintu menuju peluang karier yang lebih baik. Menurut Forbes, mengenakan pakaian yang sesuai dengan lingkungan kerja dan posisi yang diinginkan dapat meningkatkan persepsi atasan terhadap kompetensi dan potensi seseorang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forbes, The Atlantic