Bony dan bonsai seharga setengah miliar. (Z Creators/Edelweish Ratushima)
INDOZONE.ID - Bagi para penggemar bonsai, ke depan akan mengikuti era digitalisasi. Sehingga pameran, penjurian, pengeluaran sertifikat, dan pelayanan lainnya akan berbasis digitalisasi.
Demikian dijelaskan oleh salah satu pengurus pusat Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), Andreas Tukimin, saat ditemui Z Creators Edelweis Ratushima di GOR Sukoharjo, Sabtu, 8 Juli 2023.
Andreas tengah menghadiri pembukaan Pameran dan Kontes Bonsai Tingkat Nasional di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang dibuka oleh Bupati Sukoharjo Etik Suryani.
Andreas menjelaskan, tidak bisa dipungkiri lagi, PPBI harus mengikuti era digitalisasi.
Pengurus pusat kini tengah konsentrasi membangun citra lebih masif lagi. Termasuk menciptakan aplikasi digitalisasi untuk mengakomodir semua pelayanan penggemar bonsai di Tanah Air.
Selain melakukan pelayanan, pameran berbasis digital, proses pameran, penilaian, pengeluaran sertifikat, pengurus juga akan mendata semua binsai milik anggota PPBI ke sebuah database.
"Data ini bisa menjadi aset besar milik PPBI, aplikasi untuk digitalisasi sudah jadi, tinggal menunggu diimplentasikan tahun 2023 atau 2024 awal besok," jelas Andreas asli Pati tersebut.
Saat ini, anggota PPBI yang sudah tercover kartu tanda pengenal melalui online, sudah 8.000 anggota lebih. Yang belum tercover mungkin bisa mencapai 9.000 lebih.
Untuk jenis pohon yang sudah dibonsai, menurut data PPBI Pusat, ada seratusan lebih. Ke depan, dengan aplikasi digital, akan didata lebih serius lagi.
Untuk Pameran dan Kontes Bonsai Tingkat Nasional di Sukoharjo yang diberi tajuk Kalpataru 3 ini, diikuti 624 dari Jawa Tengah, Madura, Madiun, Ponorogo, Bandung, Denpasar, dan lain-lain.
Pameran bonsai berlangsung 10 hari, mulai tanggal 3 Juli sampai 13 Juli, dan dibuka untuk umum oleh Bupati Sukoharjo Etik Suryani.
Bupati sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena sangat bermanfaat untuk semuanya.
Dengan mencintai dan merawat bonsai dengan tehnik kesabaran yang tinggi, mampu menjadikan bonsai sebagai ekonomi kreatif. Namun bupati mengingatkan agar para pecinta bonsai pemula, tidak merusak alam.
"Jangan merusak alam, jangan mendongkel tanaman yang sudah tumbuh, itu tidak boleh. Kita harus menjaga lingkungan," kata Bupati Etik Suryani.
Ketua Panitia Penyelenggara, Daryono Budi menambahkan, di Sukoharjo sendiri para penggemar bonsai cukup banyak, ada sekitar 400 lebih pembudidaya.
Pembudidaya yang sudah mumpuni, tambah Daryono, sering mengadakan pelatihan-pelatihan untuk para pemula.
Untuk pameran dan kontes yang diikuti 624 peserta ini, ada penilaian para juri dari PPBI Pusat.
"Penilaian meliputi penampilan, gerak dasar, kerapihan, dan kematangan. Tiap-tiap kelas diambil 10 besar dan terbaik dari yang terbaik," kata Daryono.
Pria asal Mojolaban, Sukoharjo ini menambahkan, di kontes bonsai ini ada kelas utama, pratama, dan madya. Dari terbaik di tiga kelas ini, diambil satu yang terbaik yaitu Best in Show.
Untuk 'Best in Show' kali ini diraih bonsai anting putri milik Bony Grobogan, Jawa Tengah.
Menurut keterangan Bony, bonsai anting putri ini sudah ia rawat di atas sepuluh tahun lebih. Sudah ada yang menawar Rp500 juta, namun belum ia lepas.
"Belum, belum saya lepas, saya masih suka," kata Bony tersenyum.
Bony mengaku tidak mematok harga, harus sekian ratus juta baru dilepas.
"Bukan begitu, pokoknya masalah harga pasti adalah. Yang jelas karena saya masih suka, ya belum saya lepas gitu aja," kata Bony yang mengaku senang bisa meraih best in show.
Pemenang lainnya, Best Ten kelas madya diraih Kristian Hartana dari Bandung. Best ten ini artinya terbaik di antara 10 besar di kelasnya.
Sedang best ten kelas pratama diraih Jiyanto Gunawan dari Ponorogo, Jawa Timur.
Selain akan mengadakan pameran di empat lokasi di tahun ini, PPBI menurut Andreas, akan mengadakan Musyawarah Nasional (Musnas) di Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan Nopember 2023 yang akan datang.
"Di Musnas besok, semua anggota PPBI dari seluruh Indonesia akan berkumpul untuk membahas pelayanan digitalisasi dan memilih pengurus periode selanjutnya," tambah Andreas.
Diharapkan, bonsai bukan lagi sebagai tanaman eksklusif untuk kalangan atas. Namun, bonsai bisa dibudidayakan oleh siapa saja, asal punya ketekunan dan kesabaran serta paham tehnik cara merawatnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators