Jad Issa (kiri) dan anaknya Sader yang kini sudah menjadi dokter gigi. (Instagram/saderissa)
INDOZONE.ID - Apapun pandangan buruk orang-orang tentang down syndrome bisa patah dengan kisah pria bernama Jad Issa. Tak selamanya orang pengidap down syndrome tidak mampu hidup mandiri dan seringkali dianggap tidak dapat memiliki keturunan.
Nyatanya, pria asal Suriah ini tidak hanya menjadi seorang ayah, tetapi juga mampu mendidik anaknya hingga menjadi seorang dokter.
Cerita ini diungkapkan langsung sang anak bernama Sader yang kini sudah menjadi dokter saat berbicara dalam sebuah video untuk Syrian Society for Social Development. Ia mengatakan dengan tulus mengatakan kepada kamera: 'Ayah saya memiliki sindrom Down'.
Jad Issa (kiri) istri dan anaknya Sader (tengah) semasa kecil. (Instagram/saderissa)
Menurut sang putra, ayahnya Jad dan sang ibu sangat penuh kasih sayang dan keduanya sangat mencintai seperti pasangan pada umumnya. Sader menceritakan bahwa iajuga sangat dicintai oleh orangtuanya.
Baca Juga: Kisah Wanita Punya Anak Down Syndrome, Syok dan Sempat Tak Ingin Melihat
Mereka menghabiskan waktu bersama-sama, bermain dan berinteraksi dengan penuh kasih sayang.
Kehidupan keluarga mereka selalu harmonis, dengan kedua orangtua memahami kebutuhan satu sama lain dengan sempurna.
Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berjalan-jalan, dan berbicara panjang lebar satu sama lain.
Sebagai seorang ayah, Jad memiliki impian besar untuk anaknya.
Meskipun dulunya bekerja di sebuah pabrik gandum, ia dengan tekun menabung untuk memberikan kesempatan terbaik bagi anaknya agar bisa melanjutkan pendidikan.
Baca Juga: Gemas! Bocah Down Syndrome ini Selalu Menari di Depan Cermin Sebelum Berangkat Ke Sekolah
Jad bekerja keras untuk menghidupi keluarganya dan berkomitmen untuk memberikan masa depan yang lebih baik.
Semangat dan tekadnya sebagai seorang ayah memberikan inspirasi besar bagi Sader untuk belajar dengan giat, yang akhirnya mengantarkannya menjadi seorang dokter.
Sader mengungkapkan, "Saya pikir saya akan kurang bersemangat tentang kehidupan dan jauh lebih tidak bersemangat dengan apa yang saya lakukan jika saya tidak memiliki ayah istimewa saya," katanya seperti yang dikutip dari Daily Mail.
Sader menjelaskan bagi banyak orang di Suriah, mengandung anak dengan Down syndrome adalah skenario terburuk. Bahkan banyak yang memilih untuk melakukan aborsi.
"Jika nenek saya yakin dengan gagasan (aborsi), saya tidak akan ada di sini hari ini."
"Seorang anak yang tumbuh di bawah asuhan orang dengan sindrom Down dapat memiliki cinta dan kelembutan yang sama seperti yang dapat ditawarkan oleh siapa pun."
Baca Juga: Desak-desakan, Ganjar Perbaiki Sandal Jepit Anak Kecil yang Terlepas
Sader mengatakan kepada Syrian Society for Social Development, 'Saya bangga ketika dia memperkenalkan saya kepada seseorang yang baru pertama kali kami temui dan berkata, "Anak saya seorang dokter".'
Dia melanjutkan, 'Anda dapat melihat kebanggaan dan kebahagiaan dalam matanya. Seolah-olah dia mengatakan,
"Saya memiliki sindrom Down, tetapi saya membesarkan anak saya dan melakukan segala yang saya bisa untuk membantu dia menjadi seorang dokter".'
Putra yang berterima kasih ini menambahkan, 'Saya bangga padanya'.
Sader, yang ayahnya mendukungnya dalam sekolah kedokteran baik secara finansial maupun psikologis, mengatakan bahwa dia tidak akan pernah bermimpi memiliki ayah lain.
"Saya bangga padanya dengan cara yang sama seperti dia bangga padaku."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber