Puluhan penumpang yang terdiri dari TKI untuk ke Malaysia. (Z Creators/Rudi Hartono)
INDOZONE.ID - Malaysia menjadi salah satu negara yang menjadi tujuan para Pekerja Migran Indonesia ( PMI ) untuk mengadu nasib, dengan harapan mampu memperbaiki taraf hidup mereka. Khususnya PMI yang berasal dari wilayah Sulawesi Selatan.
Hal ini tentu saja karena untuk sampai ke Malaysia, mereka yang ingin mengadu nasib di negara tersebut, cukup menempuh perjalanan laut selama kurang lebih dua hari melalui pelabuhan Nusantara Parepare menuju ke Pelabuhan Nunukan Kalimantan Timur sebelum akhirnya menuju ke Tawau Malaysia.
Puluhan penumpang yang terdiri dari TKI untuk ke Malaysia. (Z Creators/Rudi Hartono)
Biasanya sejumlah PMI ini akan membawa sanak keluarga mereka untuk ikut bekerja di Malaysia setelah menghabiskan libur di kampung halamannya. Seperti halnya Norma. yang mengajak dua sepupunya untuk ikut bekerja di Malaysia.
Baca Juga: Bisnis Penyewaan Baju Adat Bugis di Parepare Go Internasional, Laris Manis Sampai Malaysia
"Daripada tinggal di rumah mengaggur kan lebih baik ikut bekerja, kebetulan juga mereka mau ikut, biar bisa bantu orang tuanya cari uang," terang Norma saat diwawncarai.
Ditanya mengenai prosedur untuk bekerja di malaysia Norma mengaku sudah diurus oleh atasan tempat dia bekerja.
Puluhan penumpang yang terdiri dari TKI untuk ke Malaysia. (Z Creators/Rudi Hartono)
"Kalau itu sudah di urus semua sama bos tempat saya bekerja, kebetulan ini masih sepupu saya semua, anak saudaranya ibuku," lanjut Norma.
Menurut Norma mencari pekerjaan di Malaysia memang tergolong mudah. Gaji yang didapatkannya menurut juga lumayan besar.
Baca Juga: Viral Video TKI Pamer Rumah Gedong di Kampung, Padahal Dulunya Cuma Punya Hunian Jadul
Sayangnya masih banyak PMI yang bekerja di Malaysia tidak memiliki dokumen resmi, atau PMI non-prosedural. Yang tentu saja membuat mereka tidak bisa mendapatkan perlindungan dari pemerintah ataupun penyedia kerja.
Jangan sampai memilih menjadi PMI non-prosedural yah, dengan alasan pengurusannya berbelit-belit, soalnya resikonya sangat berbahaya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung