INDOZONE.ID - Beberapa waktu lalu terjadi fenomena gelombang panas yang melanda beberapa negara di Asia. Negara-negara seperti Bangladesh, China, Myanmar, Thailand dan Laos telah melaporkan suhu panas lebih dari 400 C yang berlangsung selama beberapa hari belakangan. Negara Asia lain yang melaporkan suhu panas yaitu Jepang, yang dikatakan panas yang luar biasa teramati pada beberapa hari terakhir.
Suhu panas ini secara klimatologis dipengaruhi gerak semu matahari, di mana lonjakan panas di wilayah sub-kontinen selatan asia, kawasan Indochina, Asia Timur, pada 2023 termasuk yang paling signifikan lonjakannya.
Para pakar menyimpulkan tren pemanasan global dan perubahan iklim yang meningkat menjadi pemicu terjadinya gelombang panas menjadi lebih sering.
Fenomena gelombang panas umumnya terjadi di wilayah lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan bumi utara dan selatan, pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan besar, atau wilayah kontinental dan wilayah sub-kontinental.
Kemudian, gelombang panas juga berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area. Hal ini menyebabkan sulitnya aliran udara dari daerah lain mengalir ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area semakin meningkat panas di area tersebut dan membuat awan sulit tumbuh di area tersebut.
Baca Juga: Joe Biden Kaget Lihat Hutan Mangrove di Bali, Kontribusi RI Soal Perubahan Iklim
Beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya perubahan iklim sebagai salah satu pemicu terjadinya gelombang panas antara lain:
Pohon memiliki fungsi yang vital dalam meredam kenaikan gas rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global dan perubahan iklim. Pohon berfungsi menyerap karbondioksida hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kemudian, hal yang bisa dilakukan yaitu menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Reduce yaitu kegiatan mengurangi produk kemasan utamanya plastik. Reduce dapat dilakukan juga dengan membeli produk yang dapat digunakan kembali.
Reuse yaitu kegiatan menggunakan kembali barang-barang bekas seperti kantong atau botol plastik.
Kemudian recycle yaitu mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang terpakai lagi, contohnya mendaur ulang, plastik, kertas, Koran, kaca menjadi barang yang bermanfaat.
Baca Juga: Ilmuwan Ini Ciptakan Cat Paling Putih di Dunia, Selamatkan Manusia dari Perubahan Iklim
Dengan mengurangi penggunaan transportasi pribadi dan beralih ke transportasi umum, secara tidak langsung dapat menekan terjadinya polusi udara dan kemacetan. Terlebih saat ini sudah banyak transportasi umum berbahan bakar listrik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BMKG