Ilustrasi mahasiswa sedang membaca buku di perpustakaan. (Freepik)
INDOZONE.ID - Mahasiswa menjadi sebuah titel berharga yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga menanggung tanggung jawab yang besar.
Ada tiga pilar yang harus dilakukan mahasiswa selama duduk di bangku perkuliahan. Pilar tersebut akrab dikenal dengan istilah Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
Dalam praktiknya, pengamalan tiga pilar tersebut membutuhkan persiapan agar setiap langkah yang dilakukan dapat berdampak kepada lingkungan sekitar.
Bagaimana pun, setiap pergerakan mahasiswa perlu dampak yang menguntungkan bagi sekitarnya. Tiga hal ini wajib dilakukan mahasiswa sejak berstatus sebagai maba alias mahasiswa baru.
Literasi adalah kemampuan manusia dalam membaca dan mengolah informasi, serta mengkomunikasikan hasil bacaan tersebut.
Komunikasi berdasarkan bahan bacaan tersebut, dapat dituangkan melalui berbagai medium, entah melalui tulisan, entah melalui percakapan langsung.
Baca Juga: Pengertian dan Fungsi BEM Dalam Perkuliahan, Calon Maba Wajib Tahu!
Selama berkegiatan di kampus, keseharian civitas akademik akan diwarnai dengan kegiatan diskusi, baik di dalam kelas maupun di luar kelar, baik bersama dosen, maupun sesama mahasiswa lainnya.
Dalam kegiatan diskusi tersebut, modal utama yang diperlukan adalah kemampuan membaca dan mengkomunikasikan hasil bacaan tersebut kepada teman diskusi.
Melansir Jurnal Penelitian, Pendidikan, Psikologi, dan Kesehatan, kegiatan literasi ini penting, bukan hanya membuka wawasan, tetapi juga melatih individu untuk menyelesaikan masalah dan membentuk karakter yang kritis.
Oleh karenanya, selagi menjadi mahasiswa baru, kebiasaan membaca perlu dihidupkan. Tentunya, setiap program studi memiliki buku "babon" yang wajib dimiliki masing-masing mahasiswanya.
Namun demikian, ada beberapa buku ringan, tetapi penting, yang dapat dibaca oleh semua mahasiswa dari berbagai program studi, seperti novel Laut Bercerita, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, atau Rumah Kaca.
Sambil mengembangkan kegiatan literasi, diperlukan juga upaya untuk bergaul bersama mahasiswa lainnya.
Di kampus, terdapat banyak unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang dapat diikuti oleh setiap mahasiswa baru.
Mulailah berjejaring dengan mengikuti beberapa unit kegiatan tersebut, entah yang bergerak di bidang akademik, entah di bidang non-akademik.
Ambil contoh, masuk ke dalam pers mahasiswa. Kegiatan kesehariannya akan akrab dengan kegiatan literasi, dari mulai proses membaca, mendiskusikannya, menuangkannya dalam tulisan, hingga mempublikasikan tulisan tersebut.
Tidak hanya itu, biasanya pers mahasiswa juga sering melakukan liputan berita terkait isu yang ramai, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Dengan aktif di pers mahasiswa, setiap anggotanya dapat melakukan literasi yang aktif sekaligus memiliki jaringan yang cukup luas.
Pada umumnya, mahasiswa berada pada rentang usia 18-22 tahun. Masa-masa ini menjadi momen yang penting untuk mendalami proses pencarian jati diri.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan