Memasuki Usia 73 Ini Hal yang Dikejar Pak Tahir sebagai Orang Terkaya di Indonesia

Didapuk sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahir tidak henti-hentinya mengejar berbagai pencapaian dalam hidupnya.

INDOZONE.ID - Didapuk sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahir tidak henti-hentinya mengejar berbagai pencapaian dalam hidupnya.

Seperti diketahui, Pria berusia 73 tahun itu ditempatkan oleh Forbes sebagai orang terkaya ke-7 di Indonesia atau ke-717 di dunia dengan total kekayaan mencapai 5,2 Juta USD atau setara dengan Rp85,90 triliun mengikuti kurs JISDOR Rp16.520 per Sabtu (10/05/2025).

Bagi pengusaha yang juga dikenal sebagai sosok filantropis asal Indonesia itu, hidup adalah tentang mengejar sesuatu.

Hanya saja setiap waktu, setiap umur, setiap situasi memiliki sesuatu yang berbeda-beda pula.

Baca Juga: 5 Cara Agar Doa Cepat Terkabul yang Sering Terlewatkan, Apa Saja?

“Saya hidup ini mengejar sesuatu. Hanya sekarang poinnya adalah setiap umur, tiap zaman, tiap situasi pasti mengejar berbeda-beda,” terang pengusaha Mayapada Group itu di tayangan YouTube Anthony Sudarsono.

Tahir mengakui bahwa di usianya yang menginjak 73 tahun, yang menurutnya sudah mendekati akhir pada periode hidup, memiliki tujuan yang berbeda dengan masa mudanya.

Dalam pengakuannya, di masa muda Tahir berusaha untuk meraih rapor yang baik dalam hal duniawi misalnya dengan meraih IPK 4 ketiak S2 dan IPK 3,92 ketika S3 di UGM.

“Saya akan jelaskan rapor saya ini baik loh. Karena waktu saya kuliah rapor saya oke. Di dunianya saya oke ya. Saya S2 IPK saya 4 ya. S3 di UGM IPK saya 3,92. Saya sudah bagus kan secara pendidikan di duniawi,” kenang peraih Bintang jasa Utama itu.

Baca Juga: Banyuwangi Tarik Perhatian Bupati Malang Lewat Keunggulan Tebu Cening dan Inovasi Desa Digital

Lebih jauh, Tahir mengungkapkan bahwa saat ini ia berusaha untuk mengejar rapor yang jauh lebih baik lagi, yang nantinya dibawa menghadap ke hadapan sang pencipta.

“Hari ini saya umur 73, berarti sudah mendekati akhir pada hidup. Pasti saya kejar sesuatu berbeda sama waktu saya muda. Kalau sekarang saya kejar rapor, rapor apa yang nanti saya bawa ke Gusti Allah? Rapor saya harus baik. Nah, saya akan menghadap pencipta,” terangnya.

Saat ini pria yang meraih gelar Dato Sri dari Sultan Pahang Malaysia itu tengah mempersiapkan rapor sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada sang pencipta. Karena itu ia tidak lagi mencari rapor duniawi.