Salah satu pengusaha sukses Indonesia sekaligus CEO Traveloka, William Tanuwijaya (Wikipedia)
Beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak orang yang tertarik menjadi pengusaha dan memilih fokus menekuni bidang bisnis.
Namun, untuk memulai bisnis sampai akhirnya menjadi sukses, tentu butuh niat dan usaha serius.
Selain itu, calon pengusaha sukses harus punya mental kuat dalam menghadapi kemungkinan naik-turun di dunia bisnis.
Di Indonesia sendiri, ada banyak pengusaha sukses yang dedikasinya dalam bidang bisnis telah diakui secara global.
Kesuksesan mereka telah menginspirasi banyak orang untuk mengambil langkah berani dalam memulai bisnis.
Biar kamu makin semangat meraih cita-cita menjadi pengusaha, simak yuk kisah inspiratif pengusaha sukses Indonesia berikut ini:
William Tanuwijaya adalah salah satu pengusaha sukses Indonesia sekaligus pendiri salah satu situs jual beli online terbesar di Asia yaitu Tokopedia.
Kesuksesan William tentu tidak terlepas dari usaha dan kerja kerasnya. Pasca lulus SMA, ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan tinggi, mengikuti keinginan Ayah dan pamannya.
Ia mengambil jurusan Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara (Binus). Sayangnya, pada tahun kedua perkuliahan, ayah William jatuh sakit.
Alhasil, mau tak mau William harus mencari pekerjaan sampingan agar tetap bisa berkuliah dan bertahan hidup di Jakarta.
Bermula dari situasi mendesak dan tidak terduga itulah lantas memunculkan kecintaan William pada dunia internet, untuk pertama kali.
Pekerjaan sampingannya sebagai seorang penjaga warnet ternyata mengantarkan William meluncurkan Tokopedia pada 2009. Tentunya, setelah melalui berbagai perjuangan yang tidak mudah.
Memiliki misi pemerataan ekonomi melalui teknologi, Tokopedia saat ini menjadi salah satu perusahan perintis (startup) berstatus unicorn dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar.
Tak hanya itu, Tokopedia juga berhasil menyabet berbagai penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Keberhasilan Tokopedia mengantarkan William sebagai salah satu pengusaha muda sukses Tanah Air.
Setidaknya selama 9 tahun terakhir, William memperoleh berbagai penghargaan. Salah satunya adalah Young Global Leaders pada tahun 2016, sebagai salah seorang pemimpin muda berpengaruh di dunia.
Situs belanja online Bukalapak tentu sudah tidak asing bagi kalian ya, guys. Atau kamu termasuk orang yang sering transaksi jual-beli barang di platform ini?
Nah, #KAMUHARUSTAU kesuksesan Bukalapak hingga hari ini tidak lepas dari perjuangan keras sosok Achmad Zaky, CEO Bukalapak.
Achmad Zaky lahir pada 24 Agustus 1986 di kota Sragen, Indonesia. Beliau adalah lulusan teknik informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2004.
Setelah lulus dari ITB, ia mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia.
Zaky juga pernah sempat mencoba untuk membuka usaha kuliner mi ayam sewaktu kuliah yang akhirnya bangkrut. Zaky menghabiskan seluruh uang hasil menang dari berbagai perlombaan.
"Waktu itu kami keracunan virus entrepreneurship, pas ngumpul sama teman-teman tiba-tiba kepikiran dan pengen bikin warung mie. Uang saya dari lomba habis semua kesedot kesitu karena bangkrut. Takut dan trauma rasanya waktu itu, tapi saya berpikir ini seperti sekolah, mahal sekali biayanya, saya yakin ada pelajaran berharga," kenang Achmad Zaky.
Bermodal pengalaman membangun sistem IT banyak perusahaan besar, Zaky lantas terpikir untuk membuat sesuatu yang lebih bermanfaat bagi banyak orang. Dari sinilah, Bukalapak.com mulai dirintis pada tahun 2010.
Bersama Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono, Achmad Zaky mendirikan sebuah e-commerce bernama Bukalapak. Ia pun menjadi CEO dari perusahaan tersebut.
Ia bermimpi untuk mengubah hidup banyak orang dengan memajukan UMKM lewat internet. Code base Bukalapak diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Awalnya, Zaky mengajak para pedagang di mall untuk bergabung di Bukalapak. Tetapi, respon yang diberikan oleh mereka sangat kecil.
Klien pertama yang ia dapat justru dari pedagang kecil. Ketika ditanya mengapa mereka mau bergabung, alasannya adalah karena barang mereka di toko tidak laku. Karena itu, mereka meminta bantuan Zaky untuk menjualnya di Bukalapak.
Sejak itu, ia pun memfokuskan diri mengajak para pelaku UMKM yang belum begitu berkembang. Pada tahun 2011, sudah ada sekitar 10.000 pedagang yang bergabung di Bukalapak.
Pertumbuhan Bukalapak yang sangat pesat menarik minat banyak investor untuk menanamkan modal di Bukalapak. Beberapa di antaranya adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group).
Atas dedikasinya, Achmad Zaky menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya pada 21 Juli 2016 yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Jambi.
Achmad Zaky dianggap telah berperan secara aktif memajukan perekonomian pelaku UKM melalui online marketplace dengan memanfaatkan teknologi internet.
Pada akhir tahun 2019, CEO Bukalapak Achmad Zaky mengumumkan bahwa dirinya telah mundur dari Bukalapak. Posisi Zaky sebagai CEO Bukalapak kemudian digantikan oleh Rachmat Kaimuddin hingga saat ini.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil rapat bersama para pemegang saham dan dua co-founder lainnya, Fajrin Rasyid (Presiden) dan Nugroho Herucahyono (CTO).
Kisah inspiratif berikutnya berangkat dari sosok pengusaha sukses Ferry Unardi. Pria kelahiran 16 Januari 1988 ini berhasil mendirikan Traveloka di usia 30 tahun.
Ide membangun perusahaan rintisan ini tercetus pertama kali ketika Ferry masih berada duduk di bangku kuliah.
Berhubung ide startup yang Ferry miliki sangat unik, tak heran kalau ada banyak sekali investor yang tertarik menanamkan sahamnya. Sejak didirikan tahun 2012, Traveloka tetap menjadi situs pencari tiket pesawat terfavorit.
Traveloka mendapat pendanaan pertama kali dari East Ventures tahun 2012 dan Global Founders Capital pada 2013.
Siapa yang tak kenal dengan Nadiem Makarim? Salah satu pengusaha muda sukses Indonesia ini secara resmi diangkat oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Kabinet Indonesia Maju.
Nama Nadiem Makariem dikenal luas ketika dirinya sukses mendirikan Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring di Indonesia.
Lulusan International Relations di Brown University Amerika Serikat dan Harvard Business School ini memulai karier di sebuah perusahaan konsultan McKinsey & Company.
Kariernya kemudian berlanjut di Zalora Indonesia sebagai Managing Editor, lalu menjabat Chief Innovation Officer di Kartuku.
Berbekal pengalaman itulah, Nadiem Makarim berinisiatif mendirikan PT Gojek Indonesia pada awal 2015.
Ide itu tercetus pertama kali ketika Nadiem melihat permasalahan utama para pengendara ojek konvensional, di mana mereka tidak punya tempat mangkal menunggu penumpang.
Berkat inovasi dari Gojek ini pula, banyak penumpang ojek yang bisa nyaman berinteraksi dengan para pengendara ojek.
Setelah resmi menjabat sebagai Mendikbud, Nadiem Makarim menyatakan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Gojek pada 22 Oktober 2019.
Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw dikenal sebagai pendiri AQUA, salah satu produk air mineral dalam kemasan yang terkenal sampai hari ini.
Pria kelahiran 8 Maret 1930 ini sempat menjadi wartawan di Harian Sen Po. Namun, nasib buruk menimpanya tahun 1959. Ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Harian Sen Po.
Akibatnya, Sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan bulat untuk menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina.
Ia diterima dan ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai.
Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak kariernya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak.
Namun pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni PT AQUA, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.
AQUA didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama "PT. Golden Mississippi" dan merek produksi AQUA.
Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama AQUA diluncurkan pada 1 Oktober 1974.
Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1996 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas. Brand utama mereka, "AQUA" menjadi market leader di bisnis air minum dalam kemasan.
Tirto Utomo meninggal dunia pada 16 Maret 1994 dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: