Ilustrasi dua orang bayi. (pixabay/Karen Warfel)
Mungkin, kita sering melihat sinetron yang di dalamnya terdapat cerita bayi yang tertukar usai melahirkan di rumah sakit. Namun rupanya, kisah itu juga ada lho di dunia nyata.
Peristiwa itu dialami oleh sebuah keluarga di India. Dua orang bayi lahir di hari dan rumah sakit yang sama. Namun, karena kesalahan rumah sakit, kedua bayi itu tak sengaja tertukar.
Seorang ibu bernama Salma Parbin, awalnya sudah curiga saat membawa bayinya pulang dari rumah sakit di Assam, India pada 2015 lalu.
Ia merasa bayi itu bukan putra kandungnya. Salma lantas memberitahu kecurigaan ini pada suaminya, Shahabuddin Ahmed.
"Istri saya bilang, ini bukan anak kami. Ia mengatakan, mungkin bayi kami tertukar," ucap Ahmed dilansir dari BBC.
Awalnya, Ahmed tak yakin dengan pernyataan sang istri. Namun, Salma mengungkapkan bahwa wajah anaknya yang diberi nama Jonait, tidak mirip dengannya.
Wajah Jonait kata Salma lebih mirip dengan wajah seorang wanita, yang melahirkan di rumah sakit yang sama dengan dirinya. Misalnya saja dari mata. Mata Jonait kata Salma sangat mirip dengan mata wanita tersebut.
Ahmed kemudian melaporkan kejadian ini ke rumah sakit, karena diduga bayinya tertukar. Namun, pernyataan itu ditolak. Salma bahkan dituduh mengalami gangguan jiwa dan butuh psikiater.
Namun, Ahmed tak menyerah begitu saja. Dia kemudian membuat petisi, agar pihak rumah sakit mengeluarkan data yang rinci, saat Salma melahirkan.
Dari data yang diperoleh diketahui, ada tujuh orang bayi yang lahir di rumah sakit tersebut di waktu yang sama. Ahmed juga mendapatkan informasi dari keluarga bayi-bayi tersebut.
Salah satunya ialah keluarga Shewali Boro dan suaminya, Anil yang tinggal di desa kesukuan, yang letaknya sekitar 30 meter dari rumah Salma dan Ahmed.
Beda halnya dengan keluarga Salma yang beragama Islam, keluarga Shewali justru memeluk agama Hindu. Ahmed akhirnya datang ke desa tersebut, namun ia merasa tak tega memberitahu keluarga Shewali bahwa bayi mereka tertukar.
Ahmed akhirnya meninggalkan sebuah surat, yang di dalamnya ada penjelasan bahwa bayi mereka tertukar. Ahmed juga meninggalkan nomor telepon, agar keluarga Shewali bisa menghubunginya.
Berbeda dengan keluarga Ahmed dan Salma, Shewali dan Anil justru tak menaruh curiga sama sekali kepada bayi yang mereka bawa pulang.
"Pertama kali melihat Jonait, saya menyadari wajahnya mirip suami saya. Saya sedih dan menangis," ungkap Shewali.
Saat bertemu, Salma langsung yakin bahwa anak yang dibawa Shewali dan diberi nama Riyan itu adalah anaknya. Kemudian, pada akhir 2015, Ahmed melaporkan kasus itu ke polisi untuk diselesaikan.
Berdasarkan tes DNA yang sudah dilakukan pada November 2016, ternyata bayi dua keluarga ini benar tertukar sejak lahir. Dari sidang di pengadilan yang digelar pada awal 2017, meminta kedua keluarga untuk menukar anaknya.
Meski sudah kembali dengan anak kandung masing-masing, hubungan antara ibu dan anak itu tak bisa dipisahkan. Bahkan saat dipisahkan, Jonait dan Riyan menangis karena tak mau dipisah dari orang tua yang selama ini merawatnya.
"Pengadilan mengatakan kami bisa menukar anak. Tapi kami urungkan karena telah mengasuh mereka selama tiga tahun terakhir. Kami tidak bisa melepas anak ini begitu saja," ungkap Salma.
Anil mengungkapkan, menukar anak di saat usianya masih muda bukanlah keputusan bijak karena dapat melukai kejiwaannya. Sebab, mereka belum paham tentang apa yang terjadi pada mereka.
Akhirnya, kedua keluarga ini memutuskan untuk menyerahkan kasus anak tertukar ini saat Jonait dan Riyan sudah dewasa. Meskipun begitu, kedua keluarga tetap menjalin silaturahmi dengan baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: