Penyanyi cilik Enno Lerian. (Obatrindu)
Saat berbicara tentang kehidupan anak-anak di era tahun 90-an, sepertinya kehidupan mereka kala itu masih terasa sangat sederhana serta cukup jauh dari kemajuan teknologi. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan yang dirasakan oleh anak-anak di zaman sekarang ini.
Kebahagiaan anak-anak di era tahun 90-an umumnya terpusat pada permainan tradisional yang dimainkan bersama kawan-kawan sebaya seperti adu kelereng, lompat tali, menerbangkan layangan, congklak, petak umpet, gasing, ular tangga, ketapel dan masih banyak lagi.
Permainan tradisional yang sering dimainkan anak era 90-an memberikan dampak positif pada anak. Kemendikbud menilai permainan tersebut bisa dirancang khusus sebagai media pembelajaran yang efektif bagi perkembangan kognitif, motorik maupun sosial-emosional.
Sedangkan untuk hiburan di luar permainan tradisional tersebut, anak-anak era 90-an dimanjakan dengan kehadiran kartun-kartun pilihan yang selalu diputar di beberapa stasiun televisi setiap hari Minggu pagi sampai menjelang siang. Kartun-kartun tersebut antara lain Doraemon, Hamtaro, Digimon, Sailormoon, Ninja Hatori, Detektif Conan, Cardcaptor Sakura serta ragam kartun menarik lainnya yang sanggup membuat hari Minggu menjadi lebih berwarna.
Selain kartun, terdapat pula deretan lagu anak-anak yang menghiasi hari-hari generasi era 90-an tersebut. Sebut saja “Du Di Dam - Eno Lerian”, “Baju Baru - Dhea Ananda”, “Cit Cit Cuit - Joshua Suherman”, “Bolo-bolo - Tina Toon”, “Tu La Lit - Sonia Eryka” dan masih banyak lagi lagu-lagu yang lainnya. Lagu-lagu tersebut dinilai mampu menambah semangat, kebahagiaan serta keceriaan sang anak ketika dinyanyikan.
Nah, bagaimana? Apakah kamu termasuk anak-anak generasi 90-an yang rindu pada semua hal menyenangkan di atas?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: