Ilustrasi cara mengendalikan emosi menurut Islam (photo/freepik/odua)
Dalam Islam, marah merupakan perbuatan tercela yang tidak disukai Allah SWT karena dapat merusak iman dan menimbulkan dosa besar.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda bahwa orang yang kuat bukanlah mereka yang pandai bergulat, melainkan mereka yang bisa menahan amarah.
Sebab, pada dasarnya amarah adalah godaan dari setan. Itulah mengapa umat Muslim harus mengetahui cara mengendalikan emosi menurut Islam.
Nabi Muhammad SAW memiliki kiat cara menahan amarah yang dapat diamalkan umat Muslim sebagai pertahanan diri terhadap emosi yang memuncak.
Membaca taawuz merupakan langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengendalikan emosi.
Marah bersumber dari setan, maka dengan membaca taawuz dapat melindungi diri dari godaan setan.
"A'-uudzu billahi minas syaithanir rajiim."
Artinya: "Saya berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
Cara mengendalikan emosi menurut Islam selanjutnya yakni menjaga lisan dengan diam, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
"Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad)
Diam menjadi langkah terbaik agar tidak mengatakan sesuatu yang buruk dan mengundang murka Allah SWT.
Sebab, ketika meluapkan amarah, seseorang cenderung mengumpat, mencela, dan memaki.
Tindakan tersebut dapat menyakiti perasaan orang lain dan menimbulkan dosa yang merugikan diri sendiri.
"Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Islam, mengubah posisi tubuh saat hendak marah termasuk salah satu cara meredam emosi.
Hal ini sesuai dengan nasihat Rasulullah SAW kepada para sahabat Beliau:
"Bila salah seorang di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap juga, maka berbaringlah." (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782)
Dengan mengubah posisi dari berdiri menjadi duduk, seseorang akan kesulitan bertindak kasar.
Begitu pula dari posisi duduk menjadi berbaring, sangat kecil kemungkinan seseorang bisa bertindak di luar kendali.
Sehingga, orang tersebut akan terlindungi dari perbuatan tercela yang akan ia sesali kemudian.
Cara menahan emosi paling ampuh yang bisa dicoba umat Islam yakni dengan berwudu.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa marah bersumber dari setan yang terbuat dari api.
Sementara api bisa dipadamkan dengan air, yakni dengan berwudu.
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Dari segi medis, membasuh air dingin diketahui dapat menurunkan tekanan darah yang bergejolak ketika emosi.
Langkah terakhir untuk menahan emosi yaitu dengan memanjatkan doa menahan amarah.
Berdoa merupakan cara terbaik untuk memohon ampun kepada Allah SWT.
Serta minta dilindungi dari godaan dan pengaruh setan yang menyebarkan amarah.
"Allahummaghfirli dzanbi, wa adzhib ghaizha qalbi, wa ajirni minas syaithani."
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan."
Demikianlah cara menahan amarah dalam Islam yang bisa dipraktikkan saat puasa Ramadhan. Semoga Allah SWT selalu melindungi orang-orang yang berpuasa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: