Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ya, itulah gelar yang selalu disematkan untuk sosok guru. Mereka mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya tanpa mengenal lelah dan mengharapkan balasan.
Bisa dibilang, masa depan sebuah bangsa ada di tangan guru. Sosok guru menjadi tonggak utama dalam upaya mencerdaskan anak bangsa agar dapat membawa perubahan yang positif untuk negara di masa yang akan datang.
Untuk memperingati Hari Guru Nasional 2021, Indozone merangkum 5 sosok guru yang sangat menginspirasi di Tanah Air. Sosok-sosok guru ini memiliki dedikasi serta pengorbanan yang tinggi dalam mendidik anak bangsa.
Dihimpun dari berbagai sumber, ini 5 sosok guru inspiratif di Indonesia yang patut untuk kita teladani.
Keterbatasan fisik tak menghalangi Untung untuk tetap gigih memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.
Untung yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum, Sumenep, Jawa Timur ini memiliki keistimewaan yang luar biasa. Meski tanpa lengan, dia tetap bisa mengajar seperti guru norma lainnya. Dia mengandalkan kaki kanannya saat menulis materi pelajaran di papan tulis.
Tak hanya itu, dia juga mampu mengoperasikan laptop untuk mendukung proses belajar-mengajarnya di kelas.
Berstatus guru honorer, Untung yang mengajar mata pelajaran Agama Islam ini diberikan upah sebesar Rp300 ribu per bulan. Dia menambah pundi-pundi keuangannya dengan membuka kursus mengaji dan beternak ayam.
Sebuah video memperlihatkan seorang pria menyeberang lautan sembari memegang tas sempat viral di jagat media sosial Tanah Air beberapa tahun lalu. Pria itu ternyata seorang guru bernama Ahmad Haris.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Orangtua 5 Artis Ini Ternyata Guru
Ahmad Haris setiap harinya harus menempuh jarak sekitar 30 kilometer dari rumahnya menuju sekolah tempat dia mengajar di Pulau Pura, NTT.
Biasanya, Haris menggunakan sepeda motor lalu menyeberang laut dengan menumpang kapal untuk bisa sampai di sekolah tempatnya mengajar. Namun hal itu terkadang terkendala cuaca sehingga kapal tidak bisa dioperasikan.
Satu-satunya cara agar Haris bisa sampai di sekolah ya dengan cara berenang menyeberangi lautan. Luar biasa perjuangan Pak Haris ini, ya.
Slamet Riyadi merupakan guru yang mengajar di SMP Negeri 4 Tangaran Satu Atap, Salatiga, Jawa Tengah. Namanya menjadi terkenal saat dia diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan astronot di AS.
Riyadi yang mengajar mata pelajaran Matematika ini terpilih mengikuti program Honeywell for Educators at Space Academy (HESA) di Hunstville, Alabama, AS.
Pelatihan itu diikutinya selama satu minggu dengan pembekalan materi ilmu STEM, yaitu Sains, Teknologi, Engineering/Teknik, Matematika.
Di sana, dia mendapat pelatihan fisik yang diajarkan oleh astronot NASA. Dia juga melakukan simulasi menjadi seorang astrono di wahana khusus dengan gravitasi nol.
Sarwendah yang merupakan lulusan jurusan Matematika Universitas Negeri Manado ini terpilih mengikuti program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud.
Kemudian, dia mengajar di pedalaman NTT, tepatnya di desa Wai kela, kecamantan Adona tengah, Kabupaten Flores Timur.
Diketahui, mayoritas penduduk Flores beragama Kristen. Namun Sarwendah yang mengenakan hijab tetap diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
Bahkan tempat tinggal Sawendab di sana dicarikan sendiri oleh kepala sekolah dan tanpa harus membayar uang sewa sepeserpun.
Nama Een Sukaesih sempat menjadi perbincangan publik beberapa tahun lalu. Betapa tidak, meski tubuhnya mengalami kelumpuhan akibat Rheumatoid arthritis, namun dia tetap setiap mengajar anak-anak muridnya dari atas tempat tidur.
Een yang merupakan lulusan pendidikan Bimbingan dan Konseling di IKIP Bandung atau kini disebut UPI Bandung, tak pernah putus dan terus mengajar anak-anak di lingkungan sekitar tempat tinggal di Dusun Batu Karut, RT 01 RW 05 Cibereum Wtan, Cimalakama, Sumedang.
Een menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Een Sukaesih Sang Guru Qolbu". Lalu pada 2013, dia mendirikan taman pendidikan bernama Rumah Pintar Al-Barokah.
Namun sayang, Tuhan lebih menyayangi Een dengan lebih dulu menjemput ajalnya pada 12 Desember 2013 lalu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: