Tak Ingin Menyerah, Difabel Ini Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19

Joko, difabel yang berjuang hidup dengan berjualan angkringan. (Eko Primaryanto/IDZ Creators)

Jika melintas di Jalan Pakis-Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kamu akan menemukan beberapa warung angkringan. Satu diantaranya ada yang istimewa karena penjualnya seorang difabel.

Sumarno Joko Mulyono adalah pemilik angkringan DJ Uukz Pak Do yang berada di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Joko terlahir dengan kondisi berbeda. Kedua kaki dan tangan berukuran kecil. 

Sejak setahun lalu, Joko merintis usaha angkringan untuk bertahan dari pandemi Covid-19. Meski terlahir dengan kekurangan, pantang baginya untuk patah semangat.

Ide mendirikan angkringan muncul ketika usaha isi ulang pulsanya sepi pembeli akibat adanya Covid-19. Dibantu bapakya, Joko kemudian banting setir dengan membuat warung angkringan.

Setelah warung angkringan berdiri, bapaknya kembali melanjutkan kerja di proyek.

Meskipun dalam keterbatasan kaki dan tangan, Joko enggak ada kendala ketika melayani pembeli. Membuat minuman, menuangkan air dari teko, mengaduk minuman, bahkan ia juga bisa naik motor roda 3 pun bisa.

Untuk dagangan, semua titipan kecuali nasi bungkus dan beberapa gorengan dibuat keluarga. Angkringan Joko buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB. 

Kisah Joko sangat menginspirasi bagi yang masih berpangku tangan. Meski belum jadi apa-apa, setidaknya usaha Joko untuk berdiri dengan kakinya sendiri tanpa meminta belas kasihan orang sangat patut dicontoh dan ditiru. 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.