Untuk pertama kalinya dalam sejarah kedokteran, jantung babi berhasil ditransplantasikan (dicangkokkan) ke tubuh manusia.
Sang pasien, David Bennett (57 tahun) akan dicatat dalam sejarah karena menjadi pasien pertama yang berhasil melewati operasi yang terbilang "berjudi" ini.
"Pilihannya saya mati atau menjalani transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya tahu ini ibarat menembak dalam kegelapan, tapi ini pilihan terakhir saya," kata Bennett sehari sebelum operasi, dikutip Indozone dari pemberitaan Reuters.
Keberhasilan operasi yang dilakukan di Pusat Medis Universitas Maryland di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Jumat (7/1/2022) itu pun menjadi kabar dunia.
Lalu, bagaimana hukumnya operasi cangkok jantung babi ke tubuh manusia ini menurut Islam?
Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, transplantasi organ babi ke tubuh manusia dibolehkan asalkan tidak ada cara lain yang dapat ditempuh.
"Kalau tidak ada lagi jalan lain yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan nyawa orang yang bersangkutan selain dari melakukan hal tersebut, maka hukumnya boleh," ujar Anwar saat ditanya perihal cangkok ginjal babi pada November 2021 lalu.
Sementara itu, Profesor fiqih Universitas Al-Azhar Mesir, Syekh Attiyah Lashin menyebut bahwa memindahkan organ babi ke tubuh manusia pada prinsipnya haram hukumnya.
Namun, menurut fatwa Al-Azhar, cangkok jantung babi atau organ babi lainnya menjadi boleh dalam keadaan darurat.
"Aspek kedaruratan ini terpenuhi jika tidak ada cara yang halal dan tersedia selain itu (organ babi)," katanya, sepeti dilansir elbalad.
Keberhasilan ini tak pelak menjadi angin segar asa bagi masa depan dunia medis, yang mana selama ini masalah penyakit jantung sulit ditangani karena sulit untuk memindahkan jantung seseorang ke tubuh orang lain.
Ini sekaligus menjadi perkembangan baru dalam dunia medis setelah transplantasi ginjal yang sudah sering dilakukan.
“Ini adalah operasi terobosan dan membawa kita selangkah lebih dekat untuk memecahkan krisis kekurangan organ,” ujar Dr Bartley Griffith, dokter yang melakukan transplantasi jantung babi ke tubuh Bennett, seperti dilansir Reuters.
“Kami akan melanjutkan dengan hati-hati, dan kami juga optimis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan,” lanjut Griffith.
Babi sendiri telah lama menjadi sumber potensial transplantasi karena organ mereka sangat mirip dengan organ manusia, termasuk jantungnya.
Selain jantung, organ babi lainnya yang sedang diteliti untuk ditransplantasikan ke tubuh manusia adalah ginjal, hati, dan paru-paru.
Percobaan transplantasi babi ke manusia terdahulu tidak berhasil karena perbedaan genetik yang menyebabkan penolakan organ atau virus yang menimbulkan risiko infeksi.
Para ilmuwan kemudian mengatasi masalah itu dengan mengedit gen yang berpotensi berbahaya.
Dalam jantung yang ditanamkan ke tubuh Bennett, tiga gen yang sebelumnya berhubungan dengan penolakan organ "dihilangkan" dari babi donor, dan enam gen manusia yang terkait dengan penerimaan kekebalan dimasukkan ke dalam genom babi.
Para peneliti juga menghapus gen babi untuk mencegah pertumbuhan berlebihan dari jaringan jantung babi.
Operasi transplantasi jantung babi itu didanai sebagian dengan dana hibah penelitian $ 15,7 juta untuk mengevaluasi hati babi yang dimodifikasi secara genetik Revivicor dalam studi besar.
Selain perubahan genetik pada jantung babi, Bennett menerima obat anti-penolakan eksperimental yang dibuat oleh Kiniksa Pharmaceuticals yang berbasis di Lexington, Mass.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: