Nct dream. (Instagram/@nct_dream)
Dua tahun pandemi COVID-19, banyak remaja yang semakin menyukai para idola K-Pop. Mereka merasa dekat dengan sang idola meski hanya dari media sosial atau tidak berinteraksi secara langsung.
Merujuk pada hasil konseling yang dia lakukan oleh Psikolog klinis Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Nanda Rossalia dengan klien remajanya, kecenderungan itu pada awalnya bersumber dari stres saat berada di rumah.
Nah, penyebab stres itu sendiri tak lain berasal dari orang-orang terdekat mereka. Disebutkan oleh Nanda, remaja pecinta K-Pop tersebut merasa lebih bebas bila mereka berada di luar rumah.
"Tetapi untuk mereka yang tinggal dengan stres itu yang agak sulit, karena memang proximity-nya tidak ada. Jadi kemudian mereka ke mana? Ke media sosial, ke internet," kata Nanda, dikutip dari Antara, Sabtu (14/5/2022).
Seiring para remaja ini menyukai idola atau artis K-pop tertentu berkembanglah hubungan parasosial yakni hubungan antara seseorang dengan figur yang ada di layar.
Baca juga: 5 Nama Panggung Bintang K-Pop yang Hanya Miliki 1 Huruf, Tapi Bisa Terkenal Banget!
Selain itu, para idola K-Pop sendiri sudah membangun kedekatan dengan para penggemar mereka, misalnya dengan melakukan siaran langsung di media sosial.
"Karena semakin dia membuka media sosial apalagi bila dia mem-follow, suka ada live, saya melihat mereka. Saya merasa ada intimacy, kayaknya hanya dia (idola) yang bisa mengerti saya sehingga itu yang menjadi part of social interaction," ujar Nanda.
Menurut Nanda, sebagian penggemar bahkan bisa merasa hanya idola mereka yang memberi perhatian pada mereka.
Karena perasaan tersebut, berkembanglah istilah "halu" walau bukan dalam artian sebenarnya (halusinasi yakni pengalaman indra tanpa adanya perangsang pada alat indra yang bersangkutan, misalnya mendengar suara tanpa ada sumber suara tersebut).
Nanda menambahkan, para remaja ini tidak bisa melawan apa yang terjadi sehingga orang dewasa termasuk orang tua tak perlu berharap mereka bisa melawan karena remaja ini tak bisa dielakkan termasuk generasi yang hadir pada saat teknologi itu berkembang pesat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: