Dalam ajaran agama Islam yang berlaku di seluruh belahan dunia, ada sejumlah aturan mengenai shalat berjamaah di masjid.
Beberapa di antaranya adalah laki-laki dan perempuan tidak boleh berada di dalam saf atau baris yang sama. Laki-laki berada di saf depan, sedangkan perempuan berada di saf belakang.
Selain itu, laki-laki wajib menjadi imam. Adapun perempuan, tidak boleh mengimami laki-laki. Perempuan hanya bisa menjadi imam bagi perempuan lainnya.
Namun, semua aturan dasar itu didobrak di Masjid Ibn Rushd-Goethe, yang berada di Berlin, Jerman. Di masjid yang didirikan sejak 5 tahun lalu ini, laki-laki dan perempuan boleh melaksanakan shalat berjamaah di saf yang sama dan bercampur baur.
Bahkan, perempuan juga tidak perlu mengenakan mukena atau menutup aurat. Dan tak cuma itu, perempuan juga bisa menjadi imam bagi laki-laki.
Selain itu, laki-laki dan perempuan juga boleh bersentuhan di dalam masjid dan itu tidak dianggap membatalkan wudhu dan ibadah mereka.
Itulah sekilas gambaran dari masjid yang kembali menuai sorotan dunia dalam beberapa hari terakhir sejak mereka mengibarkan bendera LGBT pada Jumat, 1 Juli 2022, itu, sebagaimana dilansir DW.
Ya, tak hanya mendukung LGBT, masjid yang diklaim sebagai satu-satunya masjid liberal di Jerman ini juga memberikan kebebasan penuh kepada jemaahnya.
Dua acara besar untuk mendukung komunitas LGBT akan berlangsung di Berlin bulan ini. Pertama, Festival Lesbian dan Gay pada 16 dan 17 Juli, dan kedua adalah acara Christopher Street Day (CSD; nama lain acara Pride) pada 23 Juli.
Marc-Eric Lehmann, anggota dewan CSD, mengatakan bahwa mengibarkan bendera mengirimkan "tanda yang sangat kuat" dan "sangat penting" untuk menemukan tempat bagi agama di komunitas LGBT.
"Orang queer juga bisa religius dan percaya pada Tuhan," katanya kepada DW. "Kita seharusnya tidak hanya berbicara tentang ruang aman di bar dan klub di Berlin, kita juga harus berbicara tentang ruang aman di tempat ibadah."
Mo el-Ketab, salah satu dari enam imam di masjid Ibn Rusyd-Goethe, mengatakan kepada penyiar Jerman Deutsche Welle (DW) bahwa lembaga keagamaan adalah “tempat yang aman bagi orang-orang yang berbeda, sehingga mereka juga dapat mengalami sisi spiritual dari kehidupan mereka” .
“Saya berharap banyak masjid lain juga akan mengibarkan bendera dengan cara ini atau memberikan tanda-tanda positif lainnya bagi komunitas LGBT+,” katanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: