Ilustrasi pengamatan Hilal. (Unsplash)
Belakangan masyarakat heboh lantaran berbeda waktu perayaan Iduladha di Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Minggu (10/07/2022).
Banyak yang mengatakan keputusan tersebut sedikit aneh lantaran Arab Saudi sendiri sebagai kiblatnya Iduladha lantaran jamaah haji berada di sana menentukan Iduladha pada Sabtu (09/06/2022).
Baca Juga: Pesan Ahli Gizi Jelang Iduladha: Jangan Berlebihan Makan Daging, Bahaya!
Dilansir Antaranews, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib menjelaskan bahwa perbedaan waktu di Indonesia dan Arab Saudi menjadi penyebab perbedaan Iduladha ini.
Arab Saudi terletak lebih barat dari Indonesia, sehingga hal ini bisa jadi membuat Hilal sangat terlihat jelas di Arab Saudi.
"Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, sehingga Hilal justru mungkin terlihat di Arab Saudi," terang Adib.
Selain itu, dalam penjelasan hadist riwayat Imam Muslim ditegaskan jika perbedaan Iduladha merupakan bagian dari hukum syariat Islam. Dimana hal ini menegaskan dimana kita berada maka mengikuti dimana Hilal mampu terlihat.
"Dari Kuraib radhiyallahu'anhu bahwa Ummul Fadhl telah mengutusnya pergi ke Syam, Kuraib berkata: "Aku tiba di negeri Syam dan aku selesaikan tugasku, lalu datanglah hilal Ramadhan sementara aku di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jumat. Kemudian aku pulang ke Madinah di akhir bulan. Maka Abdullah bin Abbas bertanya padaku: "(Aku pun menceritakan tentang hilal di Syam). Ibnu Abbas ra bertanya: "Kapan kamu melihat hilal?". "Aku melihatnya malam Jumat," jawab Kuraib. Ibnu Abbas bertanya lagi: "Kamu melihatnya sendiri?". "Ya, orang-orang juga melihatnya dan mereka pun berpuasa, bahkan Mu'awiyah pun berpuasa," jawab Kuraib. Ibnu Abbas berkata: "Tetapi kami (di Madinah) melihat hilal malam Sabtu. Dan kami akan tetap berpuasa hingga 30 hari atau kami melihat hilal". Kuraib bertanya, "Tidakkan cukup dengan ru'yah Mu'awiyah?". Ibnu Abbas menjawab: "Tidak, demikianlah Rasulullah SAW memerintahkan kami." (HR. Muslim)
Fatwa Ulama Kerajaan Saudi Arabia, Syaikh Al-Ustaimin rahimahullah juga menyampaikan jika terdapat keambiguan di dalam penetapan Hari Raya dalam Islam. Dimana para negara menetapkan Idulfitri berdasarkan Hilal, yang bisa saja berbeda-beda hari, namun saat Iduladha mengikuti kapan Hilal terlihat di Arab Saudi.
Tentu hal ini harus sejalan sehingga dianjurkan dilakukannya pengamatan kembali jelang masuknya bulan Dzulhijjah di tahun Hijriyah.
"Begitu juga bila ditetapkan hasil rukyat negara itu tertinggal dari Mekkah, sehingga tanggal 9 di Mekkah menjadi tanggal 8 di negara itu, maka penduduk negara itu puasanya pada tanggal 9 menurut negara itu, walaupun itu berarti sudah tanggal 10 di Mekkah." (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: