Kategori Berita
Media Network
Selasa, 16 AGUSTUS 2022 • 06:31 WIB

Top! WNI Ini Sukses Jualan Jamu di New York, Awalnya Coba-coba Ternyata Bule Pada Suka

Kisah WNI yang sukses bikin jamu

Jamu yang merupakan minuman tradisional khas Indonesia sudah terkenal sejak nenek moyang. Bahkan hingga saat ini jamu masih dinikmati semua kalangan dan dipercaya membawa khasiat yang baik untuk tubuh.

Namun bagaimana jadinya jika jamu dikenal hingga ke luar negeri dan disukai oleh para bule? Hal itulah yang tengah dilakukan oleh Shanley Suganda, warga negara Indonesia yang menetap di New York City. Sasa, sapaan akrabnya, kini tengah merintis bisnis jamu di kota Big Apple itu. Sudah 1,5 tahun bisnis tersebut ditekuninya.

Shanley Suganda sukses jualan jamu di New York, AS (Dok. Pribadi)

Kepada Tim Z Creators, Susi Fatimah, Sasa menceritakan alasannya membangun bisnis jamu dengan merek dagang 'Djamu NYC'.

Djamu NYC, bikin jamu populer di Amerika (Dok. Pribadi)

Ternyata, bisnis ini lahir karena gaya hidup sehat yang ditekuninya dengan rajin minum-minuman herbal sejak kecil hingga saat ini. Ia pun terbiasa meracik jamu sendiri. Dari situlah Sasa tertarik untuk memperkenalkan jamu ke warga lokal Amerika.

Selain itu, di New York juga belum ada yang menjual jamu fresh dan berbahan organik untuk dijual ke publik.

"Jadi saya memang mau memperkenalkan jamu ke warga negara Amerika," katanya.

Lebih lanjut Sasa mengungkapkan, kalau keluarganya juga sudah merintis usaha sejenis sejak dulu. Ia menceritakan kakek dan neneknya yang berasal dari Yogyakarta pernah mempunyai bisnis kafe yang berdiri di stasiun kereta api Bandung pada 1950 hingga 1965. Kafe tersebut menyajikan aneka minuman jamu. Rupanya sang ibu akhirnya mewarisi bisnis tersebut.

Sang ibu juga rajin meracik minuman-minuman herbal hingga kini ibunya memiliki usaha pil herbal untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah.

Bule Amerika jadi pelanggan Djamu NYC (Dok. Pribadi)

Kini Sasa menjadi generasi ketiga yang merintis usaha minuman sehat. Awalnya, Sasa mengaku ragu untuk berbisnis minuman jamu lantaran ia punya pekerjaan utama selama menetap di New York. Karena peluangnya bagus, akhirnya Sasa memberanikan diri untuk memulai usaha bisnis jamu ini dan resmi me-launching produknya pada Mei 2021 lalu.

"Sampai akhirnya tahun lalu itu saya putuskan udah lah bikin bisnis ini. Kalau nunggu-nunggu enggak jadi-jadi," kata Sasa.

Jamu buatan Sasa disukai para bule (Dok. Pribadi)

Sasa pun mulai meracik aneka jenis jamu lalu membagikan ke teman-teman bulenya untuk dicoba. Ternyata reaksi mereka di luar dugaan, para bule itu suka dengan jamu buatannya. Setelah mencoba selama 6 bulan, ia pun semakin yakin minuman sehat ini bisa diterima di lidah orang Barat.

Sasa pun enggak segan meminta masukan terkait rasa jamunya kepada teman-teman bulenya itu. Dari masukan-masukan yang diterima, ia akhirnya menemukan resep jamu yang sesuai dengan lidah warga lokal Amerika.

Resep jamu sesuai lidah para bule (Dok, Pribadi)

Bisnisnya pun perlahan berkembang, banyak warga lokal Amerika yang menyukai jamu racikannya. Mereka satu per satu mulai menjadi pelanggan jamunya.

"Sekarang mereka banyak yang subscribe dengan company saya. Jadi saya tiap dua atau tiga minggu mereka beli kayak empat botol, otomatis udah charge credit card-nya tinggal kirim," tuturnya.

Sasa menjelaskan, jamu racikannya memiliki ciri khas tersendiri yaitu enggak memakai gula agar lebih sehat, sementara untuk rasa manis Sasa menggunakan madu. Tak hanya itu, bahan-bahan yang ia gunakan juga menggunakan rempah yang berkualitas dan fresh.

Jamu dibuat dari bahan fresh dan organik (Dok. Pribadi)

Ia mendapatkan bahan baku seperti kunyit dan jahe dari Amerika langsung agar tetap fresh. Jamu yang ia jual dalam kemasan botol ini hanya bisa bertahan selama 6 minggu. Setelah itu, Sasa akan memproduksi jamu baru lagi untuk dipasarkan.

"Kita bikinnya small batch jadi fresh. Kita udah dapat izinnya bisa sampai 6 minggu jadi sudah 6 minggu kita bikin baru. Jadi selalu fresh dan bahan-bahannya juga organic dan fresh jadi ngga ada yang lebih dari 2 bulan atau 3 bulan. Biasanya orang Amerika ngga mau minum yang kurang fresh apalagi kalau yang terbiasa herbal drink," tuturnya.

Jamu dibuat selalu fresh dan tanpa pengawet (Dok. Pribadi)

Menu jamu yang ditawarkan di 'Djamu NYC' ini di antaranya kunyit asam dan jahe saat musim winter serta aneka jamu lainnya yang tersedia tergantung musimnya. Untuk harga satuan per botolnya bervariasi mulai dari $14 (Rp205.261) hingga $16 (Rp234.584). Ada juga menu paket 4 botol hingga 6 botol harganya mulai $48 (Rp703.752) hingga $76 (Rp1.114.274).

Dikemas dalam bentuk botolan (Dok. Pribadi)

Untuk kamu yang berada di Amerika, khususnya New York City yang penasaran ingin mencoba 'Djamu NYC' bisa datang langsung ke store-nya yang berlokasi di 19 W 34th Street, New York City atau tepatnya di seberang Empire State Building.

Sasa bangga bikin jamu jadi "mendunia" (Dok. Pribadi)

Store Djamu NYC buka dari Senin sampai Jumat pukul 09.00 pagi hingga 16.00 sore. Sementara tiap Jumat, mereka buka stand di Smorgasburg WTC dan untuk Minggu di Smorgasburg Prospect Park.

Atau kamu bisa kunjungi Instagram mereka di @djamu.nyc atau websitenya www.djamu.nyc.

Jangan sampai ketinggalan ya!

Artikel menarik lainnya:

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Top! WNI Ini Sukses Jualan Jamu di New York, Awalnya Coba-coba Ternyata Bule Pada Suka

Link berhasil disalin!