Festival Dalang Bocah di Boyolali. (Z Creators/Eksani)
Sanggar Seni Sedulur Ki Dalang Wartoyo Langgeng (SKWL) Nusantara milik Dalang Kondang Asal Boyolali Ki Gondo Wartoyo menggelar Festival Dalang Bocah di depan rumahnya Dukuh Bulu, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Boyolali.
Festival Dalang Bocah ini digelar selama dua hari 5-6 November 2022. Kegiatan ini sebagai salah satu cara mengenalkan budaya wayang kulit pada anak-anak sejak dini, serta dalam rangka memperingati hari wayang dunia tahun 2022.
Para peserta Festival Dalang Bocah ini tidak hanya berasal dari Boyolali, namun juga dari berbagai daerah seperti dari Madiun, Jawa Timur, Pacitan Jawa Timur, Wonogiri Jawa Tengah, Eks Karesidenan Surakarta, hingga dari Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
Musik gamelannya sendiri tidak hanya dimainkan oleh orang dewasa namun juga anak-anak. Pemilik sanggar seni SKWL Nusantara, Ki Gondo Wartoyo, mengaku senang anak-anak bisa ikut andil dalam Festival Dalang Bocah ini.
Untuk menarik minat para peserta Festival Dalang Bocah ini panitia menyiapkan uang pembinaan total Rp5 juta. Ada empat kriteria penilaian dalam Festival Dalang Bocah ini yaitu catur, sanggit, suluk dan sabet.
Keempat kriteria tersebut memiliki arti yang berbeda beda. Catur artinya bagaimana mengungkapkan cerita atau pembicaraan dalam wayang, sanggit merupakan lakon wayang yang dipentaskan, suluk adalah bagaimana suara dalang sudah sesuai dengan notasi atau tidak, dan yang terakhir adalah sabet, yaitu pegangan wayang oleh dalang sudah mantap atau belum dalam memainkan wayang kulit.
Keempat kriteria penilaian tersebut harus dikuasai oleh para dalang anak untuk ikut serta dalam Festival Dalang Bocah ini.
“Festival Dalang Bocah diikuti 23 peserta dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan wayang kulit kepada anak-anak sejak dini agar anak-anak mencintai wayang kulit," ujar Ki Gondo wartoyo, pemilik sanggar seni SKWL Nusantara.
Sementara itu salah satu peserta Festival Dalang Bocah, Danur Probo Kusumo (12) mengatakan jika sudah tertarik dengan wayang sejak usia dini.
“Saya sendiri sudah menyukai wayang kulit sejak usia TK dan saat ini sudah kelas 1 SMP. Perasaan saya ikut festival ini ya merasa puas dan menyenangkan, harapannya bisa juara,” ungkapnya.
Dalam pementasan dan festival ini, setiap peserta diberikan waktu selama 35 menit untuk setiap pertunjukan. Dengan festival dalang bocah ini diharapkan bisa mengenalkan wayang pada anak-anak sejak usia dini serta bisa melestarikan budaya Jawa terutama wayang kulit.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: