Ilustrasi wanita tidur (Freepik/tirachardz)
Seorang wanita bernama Joanna Cox, menjuluki dirinya sebagai "Putri Tidur" karena kondisinya yang tidak biasa. Pasalnya, dia bisa tidur hingga 22 jam sehari.
Dikutip dari New York Post, Joanna mengaku tidak bisa dibangunkan jika sudah tertidur dan tidak tahu berapa lama dirinya tertidur. Dia juga mengaku pernah tidur selama empat hari berturut-turut tanpa bangun.
"Saya tidak dapat dibangunkan begitu saya tertidur. Saya bangun tanpa mengetahui hari apa ini atau sudah berapa saya tertidur," kata Joanna.
"Ini benar-benar menghancurkan hidup saya. Saya seperti Putri Tidur di kehidupan nyata," sambungnya.
Baca juga: Viral, Sosok 'Putri Tidur' dari Kota Banjarmasin, Pernah Tak Bangun Hingga 13 hari
Wanita berusia 38 tahun itu didiagnosis mendertia hipersomnia idiopatik, yaitu gangguan tidur langka yang menyebabkan penderitanya sangat mengantuk di siang hari, meski sudah tidur nyenyak semalaman.
Kondisi tersebut membuat Joanna merasa tidak benar-benar berisitiraha meski sudah tidur selama 18 hingga 22 jam per hari.
"Sangat mengecewakan ketika orang mengatakan saya malas atau perlu mengatur lebih banyak alarm," sambungnya.
Joanna baru menyadari ada sesuatu yang salah pada tubuhnya di tahun 2017, setelah merasa begitu lelah setiap saat dan tidak bisa melewati hari tanpa tidur siang.
Wanita asal Castleford itu bahkan bisa tertidur di tempat yang tidak biasa, seperti di belakang kemudi hingga di bilik klub. Sebelum tertidur, dia biasanya mengonsumsi protein shake dan makanan cepat saji.
"Sebelum saya didiagnosis, saya tertidur di bilik di sebuah klub saat keluar malam. Penjaga mengira saya hanya mabuk dan mengusir saya. Itu sangat memalukan," ungkap ibu dua anak itu.
Baca juga: Mata Pria Ini Buta Gara-gara Lupa Lepas Softlens pas Tidur, Matanya Digerogoti Parasit
Berharap kondisinya bisa membaik, Joanna lalu berkonsultasi ke dokter. Awalnya dia divonis mengalami depresi. Namun, Joanna tidak menunjukkan gejala lain selain kelelahan.
Sampai akhirnya Oktober 2021, dokter merujuk Joanna ke klinik tidur di Rumah Sakit Pontefract di Yorkshire dan divonis menderita hipersomnia idiopatik.
Sayangnya, belum diketahui apa penyebab sakit ini, hingga obatnya pun belum ditemukan. Dia juga sudah mencoba sejumlah perawatan, namun tak juga berhasil.
Kondisi langka itu membuat Joanna harus berhenti dari pekerjaannya di tahun 2019. Dia juga sering ketinggalan penerbangan. Misalnya saja saat perjalanan ke Spanyol yang direncanakannya bersama putrinya, Caitlin (20) dan Isabelle (18).
"Saya berharap dengan membagikan cerita saya akan membantu saya menjangkau orang lain dengan kondisi yang sama, dan mudah-mudahan dapat menemukan dokter yang bisa membantu," harapnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: