Kategori Berita
Media Network
Selasa, 04 APRIL 2023 • 13:51 WIB

Macet di Jakarta seperti Apotek Tutup: Gak Ada Obat, Naik Hampir 20 Peringkat

Kemacetan panjang di Jalan TB Simatupang yang terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.30 WIB. (INDOZONE/Fahmy Fotaleno)

Belakangan ini, kemacetan di Jakarta menjadi sorotan karena dianggap semakin parah. Masyarakat, publik figur hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyoroti kemacetan Ibukota ini.

Semenjak pandemi virus corona sudah melandai dan masyarakat kembali bebas beraktifitas, otomatis mobilitas masyarakat pun kembali meningkat. Ruas-ruas jalan juga mulai dipadati pengendara baik roda dua maupun roda empat.

Baca Juga: Jakarta Macet Selama Ramadhan, Polda Metro Jaya: Masih Normal Kok

Volume kendaraan di jalan-jalan Ibukota berangsur-angsur kembali normal bahkan di atas normal. Banyaknya pekerja dari luar daerah yang bekerja di Jakarta tentunya semakin menambah kepadatan jalanan khususnya di jam berangkat kantor dan jam pulang kantor.

Bahkan bukan hanya jam pergi dan pulang kantor saja, di jam-jam atau waktu siang pun juga terjadi kemacetan.

Hal ini diungkapkan Rian, salah satu pengguna jalan yang melintas di Jl. TB Simatupang dari arah Pasar Rebo menuju perempatan Ragunan dan Cilandak.

"Ini padahal jam siang, tapi macetnya sudah separah ini. Mungkin jam pulang sekolah tapi setahu saya bulan puasa gini jam pulang sekolah dimajukan. Gak tahu kenapa tambah macet gini, udah kayak apotek tutup, gak ada obat!" ujarnya kepada Indozone, Selasa (4/4/2023).

Kemacetan panjang di Jalan TB Simatupang yang terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.30 WIB. (INDOZONE/Fahmy Fotaleno)

Lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia, Tomtom International BV melalui laman resminya menempatkan indeks kemacetan Jakarta naik hampir 20 peringkat dari peringkat ke 46 pada 2021 menjadi peringkat ke-29 pada 2022.

Keluh Kesah Pengguna Jalan

Di sosial media khususnya di Twitter, warganet dari berbagai kalangan mengungkapkan keluh kesah mereka dengan kemacetan Jakarta.

Baca Juga: Kocak! Sopir Truk Ini Tertidur Pulas, Bikin Macet Arus Lalu Lintas

Komedian atau komika Gilang Bhaskara mengungkapkan, selain Jakarta yang terasa semakin macet, faktor pengendara yang ugal-ugalan tutur memperparah kondisi jalanan Ibukota.

"Selain Jakarta terasa makin macet, perilaku pengendaranya juga terasa makin ugal-ugalan. Apakah efek tidak ada lagi tilang manual?," tulisnya melalui akun @gilbhas.

Seorang warganet dengan akun @sukar_ia bahkan menyarankan orang-orang agar berhenti bermimpi punya cita-cita kerja di Jakarta. Hal ini dikarenakan populasi Jakarta yang sudah membludak sehingga macet dimana-mana.

Baca Juga: Pilu! Pasien Meninggal Dunia Dalam Ambulance, Akibat Terjebak Macet 22 Jam

"Yang cita-citanya kerja di jakarta stop untuk punya cita-cita itu. Gak tahan banget sama membludaknya populasi di Jakarta sampe bikin jalanan macet poll pollan gak ada gerak berjam-jam karena kebanyakan populasi. Berangkat / Pulang sama aja," ujarnya.

Sementara itu, Budiman Sudjatmiko salah satu politisi mencuit dengan memberikan dua solusi agar Jakarta bebas macet. Pertama agar Ibukota Negara segera dipindahkan agar pemimpin bisa berpikir jernih.

"Kedua, percepat pemberdayaan dan pembangunan desa-desa agar jadi magnet ekonomi baru," tulisnya melalui akun @budimandjatmiko.

Jokowi: Jakarta Macet Pagi, Siang, Sore, Malam!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turut mengomentari dan mengeluhkan perihal kemacetan Ibukota dari pagi sampai malam.. Menurutnya, ini diakibatkan keterlambatan Jakarta sekitar 30 tahun dalam membangun transportasi publik.

"Di Jakarta terlambat 30 tahun kira-kira, meskipun sekarang sudah ada MRT, tapi baru satu jalur, ada LRT tapi juga belum jalan. Sehingga Bapak Ibu kalau di Jakarta pagi macet, siang macet, sore macet, malem macet, sekarang ini, karena keterlambatan membangun itu," kata Jokowi saat meresmikan Depo Kereta Api Maros seperti ditayangkan di akun YouTube Setpres, Rabu (29/3/2023).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di booth Esemka IIMS 2023. (INDOZONE/Andika Pratama)

Jokowi menilai keterlambatan pembangunan transportasi publik juga menyebabkan macet kini terjadi di beberapa kota. Dimana, masyarakat saat ini berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi.

"Karena keterlambatan membangun transportasi massal, baik untuk penumpang maupun untuk barang, semua berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi, akhirnya macet di semua kota sekarang ini," ujar Jokowi.

Subsidi Motor Listrik

Bukannya mengalihkan masyarakat agar mau menggunakan kendaraan umum, pemerintah justru memberikan subsidi sebesar Rp7 juta agar masyarakat mau membeli motor listrik.

Pemberian intensif dialokasikan bagi 250.000 unit motor di tahun 2023. Sebanyak 250.000 unit motor tersebut terdiri dari 200.000 unit untuk pembelian sepeda motor baru.

Kemudian 50.000 unit untuk konversi sepeda motor konvensional berbahan bakar fosil menjadi sepeda motor listrik.

"Untuk yang bantuan pemerintah untuk pembelian sepeda motor listrik baru sebesar Rp7 juta rupiah per unit sepeda motor untuk 200.000 unit di tahun 2023," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu melansir Antara, Selasa (7/3/2023).

Bisa dibayangkan, yang tadinya berharap agar kendaraan pribadi berkurang, malah bisa jadi akan bertambah dimana tentunya salah satu konsumen terbanyak dan sudah siap menggunakan kendaraan listrik adalah di Jakarta dan sekitarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Macet di Jakarta seperti Apotek Tutup: Gak Ada Obat, Naik Hampir 20 Peringkat

Link berhasil disalin!