Masjid Al Muhajirin Tulungagung (Z Creator/Firmanto Imansyah)
Tulungagung Berusia Hampir Dua Abad. Masjid Al Muhajirin ada di desa Gedangsewu kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
Letaknya ada di sebelah barat terminal Gayatri Tulungagung, tepatnya sebelah barat simpang empat gleduk Tulungagung, kemudian masuk ke selatan sekitar 20 meter.
Nuansa adem langsung bisa dirasakan bagi jamaah yang memasuki masjid ini, ditambah dengan ornamen yang ternyata berusia hampir 2 abad, walaupun usia masjid ini belum sampai 30 tahun.
Rupanya seluruh ornamen yang ada di pilar dan bagian imaman hingga di beberapa lokasi lainnya itu merupakan Ornamen yang dulunya terpasang di Masjid Jami Al Munawar Tulungagung.
Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Jamaah Asing Usia 12 Tahun ke Atas Lakukan Ibadah Umrah
Namun pada tahun 1994 yang lalu saat renovasi besar-besaran dilakukan di Masjid Jami Al Munawar, ornamen asli di masjid yang ada di sebelah barat Aloon-Aloon Tulungagung itu dipindahkan ke masjid Al Muhajirin.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Yayasan Mashur Al-Muhajirin, Muslim.
Muslim mengungkapkan, usia dari ukiran ini bisa dilihat dari angka tahun yang ada di atas lokasi imam.
"Usia kayu dan ornamen sendiri ya disana ada tulisan di atas imaman, sekitar 4 turunan. Hampir 200 an tahun, ini yang membuat makamnya di utara lapangan ini Mbah Sunan Kumbang," ucap Muslim.
Muslim menyebut, ukiran dari kayu jati ini dibuat oleh seseorang yang kini makamnya ada di kelurahan Karangwaru Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung, yang lebih dikenal sebagai Mbah Kumbang.
Menurut kisah yang beredar, selama membuat ukiran kayu tersebut, Mbah Kumbang selalu membuatnya dengan lantunan dzikir dan kalimat toyibah lainnya. Muslim menjelaskan, berdirinya masjid ini tak lepas dari peran tokoh agama desa setempat, yakni Haji Mashuri.
Saat itu Haji Mashuri yang memiliki hubungan baik dengan panitia renovasi Masjid Jami Al Munawar, menawarkan diri untuk menggunakan ornamen ukiran kayu yang tak lagi dipakai itu untuk masjid baru di desa Gedangsewu kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga: Arab Saudi Akan Terima Jamaah Umrah Luar Negeri yang Sudah Divaksin
Sebab saat itu belum ada masjid di lokasi tersebut, dan ukiran kayu jati itu mengandung nilai historis yang tinggi. Usulan ini disambut baik oleh panitia renovasi, kemudian dengan gotong royong masyarakat, akhirnya ornamen dan pilar itu dipindahkan dari Masjid Jami ke Masjid Al-Muhajirin saat ini.
"Yaitu dengan peralatan seadanya ledok atau pedati waktu itu, kemudian dipasangkan dan diturunkan di lokasi yang ada saat ini," ucapnya.
Kini masjid yang lokasinya ada di dalam gang tersebut aktif digunakan berjamaah, bahkan pada bulan ramadhan ini juga rutin menggelar buka bersama dan sholat tarawih.
Artikel Menarik Lainnya:
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini .
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: