Patung Bunda Maria yang diarak di Larantuka. (Z Creators/Fabiola Lawalata)
Larantuka merupakan salah satu kota ziarah bagi umat Katolik di Indonesia. Wilayahnya berada di Flores Timur yang dikenal pula dengan julukan Kota Ratu atau Kota Maria.
Pada hari biasa, Larantuka umumnya sepi. Namun menjelang Hari Paskah, Larantuka selalu dibanjiri peziarah.
Para umat Katolik dari penjuru Nusantara sengaja ke Larantuka untuk melaksanakan tradisi Semana Santa.
Karena itulah Larantuka bisa disamakan dengan kota suci Fatima di Portugal dan Lourdes di Perancis yang juga dikunjungi khusus untuk berziarah.
Tradisi Semana Santa sendiri berawal dari penampakan Bunda Maria di Larantuka. Peristiwa sakral tersebut diyakini terjadi pada 500 tahun silam.
Sejak saat itulah upacara Semana Santa digelar setiap tahun. Di mana kepercayaan akan penampakan itu masih bertahan dan menjadi inti upacara Semana Santa.
Tradisi ini dilakukan selama sepekan menjelang hari sengsara Jumat Agung atau matinya Yesus di kayu salib, sampai dengan hari raya Paskah.
Baca juga: Geger, Penampakan Wajah Pria Berambut Panjang Mirip Yesus di Kaca Jendela Warga Larantuka
Ritual Semana Santa biasanya dipusatkan Kapela Tuan Ma yang terletak tidak jauh dari Pelabuhan Larantuka.
Ratusan jemaat silih berganti memasuki altar dengan jalan berlutut, mengenakan pakaian terbaik sambil memanjatkan doa dengan rosario di tangan.
Di samping altar nampak hasil panen yang dipersembahkan oleh para jemaat, terlihat ada jagung, padi, singkong, dan beraneka buah-buahan.
Tepat pukul 12 siang, prosesi laut dilaksanakan. Arak-arakan kapal kayu dan sampan dengan bendera hitam menuju pelabuhan tepat di seberang Kapel Tuan Ma.
Baca juga: Dua Warga Larantuka, NTT Tersambar Petir saat Main Ponsel
Layaknya seperti kebaktian misa namun dilakukan di atas kapal, para jemaat di atas kapal tersebut tak hentinya memanjatkan puji-pujian memuliakan dan meninggikan nama Tuhan, diselingi dengan doa Bapa Kami dan Doa Maria.
Para jemaat memakai pakaian hitam hitam tanda berkabung, dan jubah putih bagi para petugas yang menggotong patung kayu Bunda Maria dan patung Yesus.
Para jemaat yang berdiri di sepanjang pinggiran jalan juga memberikan penghormatan sambil mengucapkan harapan supaya mujizat seperti kesembuhan dan pemulihan.
Makna prosesi yang kental dengan gaya Portugis ini sesungguhnya adalah menempatkan Yesus sebagai pusat ritual, serta menempatkan Bunda Maria sebagai ibu yang berkabung (Mater Dolorosa) karena menyaksikan penderitaan Yesus anaknya, sebelum dan saat disalibkan di Bukit Golgota.
Artikel Menarik Lainnya:
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini .
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: