Ilustrasi malaria (Medical News Today)
Hari Malaria Sedunia jatuh pada hari ini, 25 April. Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap gencar menggerakkan kampanye nol kasus malaria.
WHO menanggapi betapa pentingnya upaya berkelanjutan untuk mencegah, mendeteksi dan mengobati malaria, menggunakan praktik terbaik demi melindungi petugas kesehatan dan masyarakat dari infeksi Covid-19.
Sebagaimana dikutip laman WHO, Sabtu (25/4/2020), hari ini WHO bergabung dengan Kemitraan RBM untuk mengakhiri Malaria dalam gerakan "Nol Malaria Mulai dari Saya".
"Sudah waktunya kembali ke jalur yang benar, terutama di negara-negara di mana malaria paling parah menyerang," ujar Tedros Adhanom, Direktur Jendral WHO.
Kampanye ini bertujuan untuk menjaga malaria tetap jadi perhatian agenda politik, mobilisasi sumber daya tambahan dan memberdayakan masyarakat untuk lebih tanggap dalam pencegahan dan perawatan malaria.
Dalam hal ini, peran pemimpin negara dan aksi kolektif yang dilakukan bersama, secara langsung dapat mengurangi infeksi dan kematian akibat malaria. Sejak 2000 dan 2014, jumlah kematian terkait malaria sudah mengalami penurunan di seluruh dunia, dari sekira 743.000 kasus menjadi 446.000 kasus.
Namun dalam beberapa tahun terakhir progresnya berhenti. Menurut laporan WHO, sejak tidak ada lagi kampanye anti-malaria pada 2014 hingga 2018, kasus infeksi dan jumlah orang meninggal kembali naik dan mengkhawatirkan.
Sekira 27 negara mealporkan kurang dari 100 kasus malaria dan naik dari 17 negara pada 2010.
Oleh karena itu diperlukan tindakan yang cepat agar semua pihak mulai peduli terhadap penyakit yang satu ini. Khususnya pada negara-negara yang terdampak malaria, diperlukan peran semua lapisan masyarakat.
Gerakan "Nol Malaria" ini juga melibatkan semua anggota masyarakat, para pemimpin politik yang mengendalikan keputusan dan anggaran pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat yang terdampak malaria, yang perannya penting untuk keberhasilan kampanye tersebut.
Sebuah pendekatan untuk gerakan nol kasus malaria dari negara terdampak dilakukan berdasarkan 4 pilar, seperti kemauan politik untuk mengurangi kematian akibat malaria, informasi strategis, panduan dan kebijakan yang lebih baik serta respon malaria secara nasional yang terkoordinasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: