Ilustrasi bipolar (sunrisehouse.com)
Gangguan bipolar atau dikenal sebagai maniac depression adalah penyakit mental yang membawa perubahan suasana hati yang ekstrem dan mengubah pola tidur, berpikir, energi, bahkan perilaku.
Beberapa orang mungkin tidak secara sadar mengalami gangguan bipolar. Mereka pasti akan mengungkap bila dirinya baik-baik saja.
Yang perlu kamu ketahui, orang yang memiliki gangguan bipolar memiliki gejala seperti gelisah, bicara cepat, kurang konsentrasi, kurang tidur, dan menjadi lebih impulsif.
Dilansir dari Mental Health America, mereka yang mengalami gangguan bipolar menunjukkan tiga gejala, yakni depresi, mania, dan hipomania. Para ilmuwan kerap menyebut momen di mana mereka mengalami hal tersebut dengan sebutan episode.
Seseorang dengan gangguan bipolar biasanya datang dengan dua jenis episode, yakni depresi dan mania.
Bukan seperti perubahan mood yang biasa, jika sudah mencapai tingkatan ekstrim, setiap episode tersebut bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan lebih lama lagi.
Selama fase mania, seseorang dengan gangguan bipolar akan menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut:
Sementara itu, selama periode depresi, orang dengan gangguan bipolar akan datang dengan tanda dan gejala sebagai berikut:
Gangguan bipolar memiliki beberapa tipe dan gejala yang berbeda. Menurut The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), seperti dilansir oleh The American Psychiatric Association, gangguan penyakit bipolar terbagi dalam empat tipe, yaitu:
1. Gangguan Bipolar Tipe I
Pada tipe ini, kondisi kutub positif atau mania mencapai level tertinggi. Penderita bisa mengalami kesenangan dan kegembiraan yang berlebihan, sangat berenerjik, banyak bicara, hingga tak merasa butuh tidur.
Hal ini juga disertai dengan mengalami depresi, yang secara drastis berubah menjadi rasa sedih yang mendalam, cepat marah, mudah tersinggung, dan tidak sabar, hingga muncul keinginan bunuh diri.
Tipe gangguan bipoler ini termasuk yang paling berat, bahkan bisa berkembang lebih parah dan berbahaya. Tak jarang, penderita bipolar tipe I butuh penanganan lebih lanjut ke rumah sakit.
2. Gangguan Bipolar Bipolar 2
Untuk penderita gangguan bipolar tipe 2, cenderung mengalami hipomania ringan disertai dengan kelelahan yang berlebihan, energi yang rendah karena gangguan tidur.
Penderita dalam kondisi ini masih menjalani aktivitas dengan baik dan meningkatkan produktivitasnya.
3. Gangguan Bipolar Cyclothymia
Berikutnya adalah gangguan bipolar cyclothymia. Ini merupakan bentuk ringan dari semua gangguan bipolar.
Penyakit bipolar dengan tipe cyclothymia mengacu kepada siklus hipomania, yaitu kegembiraan yang berlebihan dalam jangka waktu lama diikuti dengan gejala depresi ringan.
Bahkan pada taraf tingginya, mungkin orang dengan gangguan bipolar cyclothymia tidak terlihat depresi sama sekali.
4. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS)
Tipe bipolar ini sering tidak teridentifikasi. Karena, gejala yang dialami tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari gangguan bipolar I atau gangguan bipolar II.
Penderita penyakit bipolar BP-NOS umumnya mengalami beberapa gejala bipolar umum, namun tidak spesifik dan tidak mudah dikenali seperti gejala bipolar lainnya.
Selain itu, gejala bipolar BP-NOS ini bisa muncul dan hilang. Gejala umum yang sering terjadi pada penderita bipolar, seperti mood yang sering berubah drastis dari senang (mania) menjadi sedih (depresi), atau bahkan sebaliknya.
Pada penderita bipolar dengan gejala mania atau depresi berat, sering muncul gejala psikosis yaitu pemikiran yang tidak berdasarkan realita.
Gejala awalnya dapat berupa halusinasi (suara atau penglihatan) dan delusi (percaya sesuatu yang berbeda dengan kenyataan).
Diagnosis bipolar tipe BP-NOS boleh jadi sangat sulit. Untuk itu, dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes, meliputi:
Hal ini dikarenakan gejala pada anak-anak dan remaja sering memiliki pola berbeda dan mungkin tidak cocok dengan kriteria gangguan bipolar umumnya.
Penyebab gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebutkan bahwa bipolar merupakan dampak dari adanya ketidakseimbangan di bagian neurotransmitter atau zat pengontrol otak.
Kendati belum diketahui pasti, ada beberapa faktor yang diduga dapat menjadi penyebab gangguan gejala bipolar, di antaranya:
- Faktor Genetik: Sekitar 15-30 persen seseorang yang menderita gangguan bipolar diwariskan oleh orang tuanya.
- Faktor Lingkungan: Para peneliti menemukan bahwa mungkin terdapat beberapa faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan bipolar.
Faktor-faktor tersebut dapat berupa perasaan stres akan suatu kejadian trauma di masa kecil, rendahnya kepercayaan diri, atau pernah mengalami kehilangan yang tragis.
- Faktor Biologis: Adanya gangguan pada sel saraf di otak juga menjadi salah satu faktor penyebab gangguan bipolar. Hal ini bisa disebabkan oleh kelainan pada zat kimiawi.
Setiap penyakit termasuk gangguan bipolar pasti ada obatnya, entah itu dari obat medis, obat herbal, atau mungkin obat yang dimulai dari sugesti positif dalam diri.
Perawatan untuk seseorang dengan gangguan bipolar bertujuan untuk mengurangi keparahan dan frekuensi episode depresi dan mania.
Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar diberikan kombinasi perawatan seperti penggunaan obat-obatan (lithium, obat antikonvulsan, dan antipsikotik).
Obat-obatan tersebut akan membantu menenangkan orang yang menderita gangguan bipolar. Di samping itu, cara penyembuhan bipolar dibantu dengan terapi psikologis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Orang dengan gangguan bipolar juga dapat diperkenalkan dengan latihan ataupun kegiatan terencana yang mungkin memberi mereka kegembiraan dan rasa pencapaian tinggi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: