Ilustrasi anak dengan cerebral palsy. (Pexels/Meruyert Gonullu)
Cerebral palsy merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot sehingga memengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh.
Penyakit ini dapat terjadi karena kerusakan otak yang terjadi selama kehamilan, kelahiran, dan tahun-tahun pertama kehidupan.
Dilansir dari Healthline, Rabu (6/10/2021), ada beberapa faktor risiko yang membuat bayi menderita cerebral palsy. Berikut ulasannya:
Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu berisiko terkena cerebral palsy. Ini karena sistem saraf bayi prematur belum sepenuhnya berkembang sehingga dapat menyebabkan komplikasi.
Bayi dengan berat badan lahir yang rendah rentan menderita penyakit atau infeksi. Mereka juga berisiko mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
Bayi kembar berisiko lebih tinggi menderita cerebral palsy, apalagi jika salah satu bayi kembar meninggal sebelum kelahiran atau saat kelahiran.
Nilai Apgar yang digunakan untuk menilai kesehatan fisik bayi saat lahir dapat memberi tanda apakah bayi dalam kondisi yang sehat atau membutuhkan perawatan. Jika skornya rendah, kemungkinan menderita cerebral palsy cukup tinggi. Dalam menilai Apgar, dokter akan memeriksa tonus otot, detak jantung, refleks terhadap rangsangan, warna kulit, hingga usaha napas.
Kelahiran yang terjadi ketika bokong atau kaki bayi Anda keluar lebih dulu juga dapat berisiko tinggi membuat bayi menderita cerebral palsy.
BACA JUGA: Hari Cerebral Palsy Sedunia, Ini Penyebab dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Perbedaan rhesus darah antara ibu dan bayi juga dapat menyebabkan cerebral palsy. Jika Rh ibu negatif dan bayi positif, hal ini dapat menyebabkan sistem kekebalan ibu membuat antibodi Rh yang menyerang sel darah merah bayi sebagai benda asing.
Paparan zat kimia beracun pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai infeksi, salah satunya virus zika. Jika ibu terkena infeksi zika, dapat menyebabkan ukuran kepala anak lebih kecil dari normal dan bisa menyebabkan cerebral palsy.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: