Ilustrasi bubuk jahe (Pixabay/mescioglu)
Baru-baru ini, akun Twitter @maskeench membagikan sebuah unggahan yang berisikan klaim bahwa bubuk jahe dapat menyembuhkan COVID-19 varian Omicron. Unggahan tersebut berisikan sebuah video yang disertai narasi dari seorang dokter spesialis paru-paru bernama dr. Zarir Udwadia.
Dalam video tersebut, dr. Zarir menyebut jika COVID-19 varian Omicron bisa sembuh dengan menghirup bubuk jahe kering.
"Saya sudah melakukannya pagi dan malam. Silakan bagikan berita ini kepada keluarga, teman dan orang terkasih Anda," bunyi narasi video yang diubah dalam Bahasa Indonesia.
Bubuk jahe kering itu sendiri disebutkan memiliki sifat basa dan pH yang tinggi. Di mana kandungan itu di klaim dapat membunuh virus COVID-19 yang menyebar melalui lubang hidung, selaput lendir, tenggorokan hingga paru-paru.
Sharing an expert advice by Dr.Zarir Udwadia. He is the most respected chest physician in our country . ????????????????
— Aamir Nadeem Chaudhry (@maskeench) January 19, 2022
?? ????? ???? ?? ????? ?? ???? ???? ?? ?? ????????!! pic.twitter.com/sCv7ZoWI2c
Adapun keterangan video yang dibagikan pengguna Twitter 16.800 pengikut itu sendiri menyebut informasi itu diungkap oleh seorang dokter yang andal.
"Berbagi saran ahli Dr. Zarir Udwadia. Dia adalah dokter yang paling dihormati di negara kita.”
Lantas benarkah bubuk jahe bisa menyembuhkan COVID-19 varian Omicron?
Mengutip dari laman Turn Back Hoax, klaim bubuk jahe bisa menyembuhkan COVID-19 varian Omicron adalah tidak benar. Pria dalam video itu juga bukan dr. Zarir Udwadia.
Sementara itu, Ketua Dewan Eksekutif WHO, dr. Patrick Amoth, dalam sebuah postingan di Twitter turut menyatakan emon dan jahe hanya dapat digunakan sebagai penambah kekebalan tubuh, bukan untuk obat infeksi COVID-19.
"Meskipun itu adalah kebiasaan yang baik untuk meminumnya secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan, tolong padukan dengan mencuci tangan, sanitasi, menjaga jarak sosial dan memakai masker," kata Patrick Amoth yang juga menjabat sebagai Direktur Kesehatan, Kementerian Kesehatan Kenya.
Lemon and Ginger are definitely immune boosters for the body, but they are NOT a cure for COVID-19. So whereas it is a good habit to take them regularly to help with improving immunity, please couple that with handwashing; sanitizing; keeping social distance and wearing of masks.
— Dr. Patrick Amoth, EBS (@DrPatrickAmoth) August 8, 2020
Jadi berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @maskeench adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: