Kategori Berita
Media Network
Selasa, 22 MARET 2022 • 15:30 WIB

Benarkah Gangguan Mental Pemicu Utama Orang Membunuh Anak Sendiri? Ini Penjelasannya!

Ilustrasi orang dengan gangguan mental. (Freepik)

Belum lama ini Indonesia dihebohkan dengan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu berusia 35 tahun yang diketahui bernama Kanti Utami.

Ibu yang tinggal di Brebes itu menggorok 3 anaknya dengan senjata tajam pada Minggu (20/3/2022), di Desa Tonjong, Tonjong, Brebes, Jawa Tengah.

Aksinya ini menewaskan salah satu anaknya yang masih berusia 7 tahun yang merupakan anak keduanya.

Ibu 3 anak tersebut melakukan aksinya diduga karena alami depresi. Dalam video yang beredar luas di media sosial, Kanti mengatakan bahwa dia tidak ingin melihat anaknya menderita sehingga dia membunuhnya.

Jika aksi Kanti ini berkaitan dengan kesehatan mental yang dialaminya karena suami terus menganggur. Tapi apakah semua kejahatan berhubungan dengan penyakit mental?

Baca juga: Ibu yang Gorok Anaknya Diduga Depresi, Psikolog Ingatkan Tanda Mental Seseorang Terganggu

Dilansir ICJIA, penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa mayoritas individu dengan penyakit mental tidak melakukan kekerasan dan sebagian besar tindakan kekerasan tidak dilakukan oleh mereka yang memiliki penyakit mental.

Penelitian juga menunjukkan bahwa hanya 3% sampai 5% dari tindakan kekerasan yang berkaitan dengan penyakit mental serius.

Meskipun beberapa orang percaya hanya orang dengan penyakit mental yang dapat melakukan tindakan kekerasan massal, para peneliti memperkirakan bahwa orang dengan penyakit mental bertanggung jawab kurang dari 1% dari semua pembunuhan terkait senjata.

Namun, para peneliti telah mencatat kesulitan dalam mengukur tingkat kekerasan di antara orang-orang dengan penyakit mental.

Misalnya, tingkat kekerasan bagi mereka yang tinggal di komunitas mungkin berbeda dari mereka yang berada di lingkungan psikiatri atau mereka yang terlibat dalam keadilan.

Gangguan mental membawa risiko yang berbeda, risiko juga dapat dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadian, seperti narsisme.

Ketika seseorang dengan penyakit mental melakukan kekerasan, anggota keluarga dekat dan praktisi kesehatan mental berada pada risiko tertinggi menjadi korban.

Sementara orang asing jarang mengalami kekerasan dari orang-orang dengan penyakit mental.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Benarkah Gangguan Mental Pemicu Utama Orang Membunuh Anak Sendiri? Ini Penjelasannya!

Link berhasil disalin!