Ilustrasi wanita dengan penyakit lambung. (Freepik)
Ramadan 1443 Hijriah atau 2022 Masehi tinggal hitungan hari. Diperkirakan, umat Islam di Indonesia akan mulai menjalani puasa per tanggal 2 atau 3 April 2022.
Bagi penderita penyakit lambung seperti maag dan GERD, berpuasa sebulan penuh haruslah dipersiapkan dengan baik. Jika tidak, puasa akan membuat penderita penyakit lambung mengalami masalah kesehatan serius.
Salah satu hal yang harus dijaga dan diperhatikan oleh penderita penyakit lambung adalah makanan.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi, Profesor Ari Fahrial Syam membagikan tips dan saran perihal makanan yang sebaiknya dikonsumdi dan dihindari oleh penderita penyakit lambung selama menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan.
Berikut Indozone sajikan dari wawancaranya bersama Antara.
Kita mulai dari makanan yang perlu dihindari terlebih dahulu.
Untuk penderita GERD, ada baiknya menghindari makanan yang bersifat asam, pedas, kopi, cokelat dan keju pada saat berbuka. Makanan manis lebih dianjurkan untuk dikonsumsi, namun bukan minuman manis kekinian.
"GERD banyak kambuh karena cemas yang berlebihan. Nah, saat puasa kan dia bisa mengendalikan diri, otomatis asam lambungnya bisa terkendali, hipertensi, sakit jantung, stroke juga berhubungan dengans stres, makanya ini salah satu kesempatan untuk hidup sehat," kata dr Ari.
Selain itu kurangi konsumsi daging berlebihan pada bulan Ramadan. Pasalnya konsumsi daging berlebihan dapat meningkatkan kadar lemak di lambung sehingga proses pengosongan lambung menjadi terhambat.
"Inilah yang menyebabkan perut terasa tidak nyaman seperti begah. Intinya, pengendalian diri. Ibadah puasa Ramadhan tidak hanya mengajarkan kita untuk lebih rajin beribadah namun juga pengendalian diri. Ini bisa jadi obat mujarab bagi si penderita asam lambung," kata Ari.
Makanan berjenis "clean food" seperti sayur yang direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar, serta makanan tanpa rasa pedas dan asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur yang pas.
"Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Nantinya jam 8 pagi perut mulai terasa tidak nyaman, begah istilahnya. Jadi malah mengganggu ibadah puasa," jelas dr Ari.
"Kemudian saat berbuka, baru bisa konsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai atau rendang, tapi yang mindful ya, jangan berlebihan. Kalau mau konsumsi susu sebaiknya susu rendah lemak saja supaya aman," lanjut Ari.
Ia menambahkan, makanan ringan atau jenis minuman manis rendah lemak bisa jadi pilihan menu berbuka.
"Setelah itu bisa sholat maghrib dulu, selesai sholat baru makan berat. Tujuannya ini supaya lambung tidak kaget, maka beri makanan secara bertahap tapi tetap tidak berlebihan," kata Ari.
Dokter Ari mengingatkan bahwa ibadah puasa Ramadhan tetap dapat dijalani oleh para penderita penyakit asam lambung dengan beberapa catatan.
"Kesimpulannya janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung. Kalau merasa lambung tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu," ujar Ari.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, penderita GERD wajib berkonsultasi kepada dokter sebelum melakukan ibadah puasa.
"Saya menganjurkan saat ini kalau ada masalah lambung konsultasi dulu ke dokternya atau untuk minggu pertama saya anjurkan untuk minum obat asam lambung terlebih dahulu," ujar Profesor Ari.
Dr Ari menjelaskan minggu pertama puasa merupakan fase di mana tubuh menyesuaikan diri. Sebab sebelumnya, tubuh terpapar dengan berbagai macam makanan yang kurang sehat.
"Minggu pertama itu, untuk semua orang (bukan cuma yang GERD), merupakan fase penyesuaian tubuh kita bisa enggak puasa. Baru minggu keduanya sudah bisa menyesuaikan diri," kata Ari.
Dokter Ari mengatakan puasa harus dimanfaatkan untuk mengembalikan kondisi tubuh agar lebih sehat. Waktu makan dua kali sehari dengan jeda kurang lebih 12 jam sangat baik untuk membuat organ tubuh beristirahat.
"Momen puasa ini adalah kesempatan untuk mengatur makan, paling tidak saat dia makan hanya di sahur dan buka, jadi dia bisa mengurangi asupan makan," ujarnya.
Gerd dan Maag Bisa Disembuhkan, Bukan Penyakit Seumur Hidup Pasien, Ini Kata Ahlinya
Penyakit Refluks Gastroesofagus (GERD): Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: