Kategori Berita
Media Network
Senin, 11 APRIL 2022 • 15:17 WIB

Mengenal Hipospadia, Kelainan Letak Uretra pada Laki-laki

Ilustrasi Hipospadia pada Bayi (herminahospitals.com)

Menjaga kesehatan adalah hal paling penting dan utama bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, bagaimana jika terdapat satu penyakit yang memang bawaan dari lahir?

Tentu, penyakit atau kelainan bawaan lahir memang hal yang mau tidak mau harus diterima. Salah satu kelainan bawaan lahir adalah hipospadia. Kelainan ini terjadi pada laki-laki

Lalu, apa itu hipospadia dan apa penyebab serta bagaimana penanganannya? Simak ini!

Apa Itu Hipospadia?

Ilustrasi hipospadia (photo/freepik/atlascompany)

Dilansir dari laman resmi ners.unair.ac.id, Hipospadia adalah kelainan bawaan pada anak laki-laki yang ditandai dengan posisi lubang kencing (uretra) laki-laki tidak pada posisi yang seharusnya. 

Pada dasarnya, uretra merupakan saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis. 

Jadi, ketika kelainan ini terjadi, bentuk pada penis akan terlihat berbeda dengan bentuk penis normal, di mana penis biasanya melengkung dan ukurannya lebih kecil dari ukuran penis normal dan lubang uretra terletak di bagian bawah penis. 

Kelainan ini pada dasarnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kelainan ini tetap harus ditangani karena aliran buang air kecil tidak akan lurus ke depan saat berdiri dan cenderung ke bawah dan akan membasahi celana. 

Tak hanya itu, jika tidak ditangani, penderitanya juga akan kesulitan berhubungan seksual saat dewasa, seperti dilansir pada laman resmi siloamhospitals.com.

Penyebab Terjadinya Hipospadia

Centers for Disease Control and Prevention, National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities

Masih dari sumber yang sama, penyebab hipospadia dapat diketahui dari beberapa faktor berikut:

  • Riwayat keluarga
  • Usia ibu hamil di atas 35 tahun
  • Menjalani terapi kehamilan atau perawatan kesuburan
  • Paparan zat tertentu, seperti rokok, pestisida, dan lain-lain
  • Terhambatnya kerja hormon testosteron
  • Kelahiran prematur

Meskipun penyebabnya terteta, namun, tetap perlu adanya pemeriksaan fisik setelah bayi laki-laki dilahirkan, tanpa harus dilakukan pemeriksaan penunjang. 

Tetapi, apabila parah, pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan genetik dan uji pencitraan tetap dibutuhkan untuk mengetahui kelainan pada kelamin bayi laki-laki. Orang tua penderita bisa mengkonsultasikan pertama ke dokter spesialis urologi.  

Gejala Hipospadia

Ilustrasi Gejala Buang Air Kecil (photo/freepik/user6833438)

Dilansir dari herminahospitals.com, gejala yang dialami penderita berbeda-beda pada setiap kasusnya, tergantung di bagian mana lubang uretra terletak. Jadi, akibat dari hal tersebut, gejala hipospadia yang umumnya akan dialami adalah:

  • Lubang uretra terletak di ujung bawah/atas, bagian tengah atau dipangkal penis.
  • Percikan urine tidak normal saat buang air kecil.
  • Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis.
  • Bentuk penis melengkung ke bawah.
  • pancaran urin yang melemah ketika berkemih dan nyeri saat ereksi.
  • gangguan saat berhubungan seksual.

Jika gejala tersebut sudah terlihat, ada baiknya cepat dilakukan penanganan karena bila tidak ditangani, penderita memiliki kemungkinan untuk mengalami komplikasi saat dewasa, komplikasi hipospadia tersebut berupa:

  • Kesulitan belajar berkemih
  • Kelainan bentuk penis saat ereksi
  • Gangguan ejakulasi
  • Gangguan psikologis, merasa tidak percaya diri
  • Sulit memiliki anak

Cara Mengatasi Hipospadia 

Ilustrasi Menangani Hipospadia (unsplash.com/@nci)

Dalam sumber yang sama dikatakan, jika posisi lubang uretra sangat dekat dari posisi seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung, maka penangan secaara khusus tidak begitu diperlukan. 

Namun, jika letak lubang uretra jauh dari posisi normal, maka harus dilakukan penanganan medis. Biasanya, operasi dibutuhkan dalam hal ini adalah lubang uretra akan dipindahkan pada posisi seharusnya. 

Adapun jika letak uretra jauh melengkung ke bawah, maka operasi perlu dilakukan untuk memperbaiki kelengkungan penis menjadi bentuk normal. 

Pelaksanaan operasi hipospadia pun dianjurkan pada usia 6 bulan sampai 1,5 tahun. Ini merupakan usia ideal. Perlu diketahui juga, operasi ini bisa dilangsungkan lebih dari sekali tergantung tingkat keparahannya.  

Itulah penjelasan lengkap mengenai Hipospadia. Jika ada yang mengalaminya bisa langsung dikonsultasikan dengan dokter.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Mengenal Hipospadia, Kelainan Letak Uretra pada Laki-laki

Link berhasil disalin!