Ilustrasi Hipospadia pada Bayi (herminahospitals.com)
Menjaga kesehatan adalah hal paling penting dan utama bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, bagaimana jika terdapat satu penyakit yang memang bawaan dari lahir?
Tentu, penyakit atau kelainan bawaan lahir memang hal yang mau tidak mau harus diterima. Salah satu kelainan bawaan lahir adalah hipospadia. Kelainan ini terjadi pada laki-laki.
Lalu, apa itu hipospadia dan apa penyebab serta bagaimana penanganannya? Simak ini!
Dilansir dari laman resmi ners.unair.ac.id, Hipospadia adalah kelainan bawaan pada anak laki-laki yang ditandai dengan posisi lubang kencing (uretra) laki-laki tidak pada posisi yang seharusnya.
Pada dasarnya, uretra merupakan saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis.
Jadi, ketika kelainan ini terjadi, bentuk pada penis akan terlihat berbeda dengan bentuk penis normal, di mana penis biasanya melengkung dan ukurannya lebih kecil dari ukuran penis normal dan lubang uretra terletak di bagian bawah penis.
Kelainan ini pada dasarnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kelainan ini tetap harus ditangani karena aliran buang air kecil tidak akan lurus ke depan saat berdiri dan cenderung ke bawah dan akan membasahi celana.
Tak hanya itu, jika tidak ditangani, penderitanya juga akan kesulitan berhubungan seksual saat dewasa, seperti dilansir pada laman resmi siloamhospitals.com.
Masih dari sumber yang sama, penyebab hipospadia dapat diketahui dari beberapa faktor berikut:
Meskipun penyebabnya terteta, namun, tetap perlu adanya pemeriksaan fisik setelah bayi laki-laki dilahirkan, tanpa harus dilakukan pemeriksaan penunjang.
Tetapi, apabila parah, pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan genetik dan uji pencitraan tetap dibutuhkan untuk mengetahui kelainan pada kelamin bayi laki-laki. Orang tua penderita bisa mengkonsultasikan pertama ke dokter spesialis urologi.
Dilansir dari herminahospitals.com, gejala yang dialami penderita berbeda-beda pada setiap kasusnya, tergantung di bagian mana lubang uretra terletak. Jadi, akibat dari hal tersebut, gejala hipospadia yang umumnya akan dialami adalah:
Jika gejala tersebut sudah terlihat, ada baiknya cepat dilakukan penanganan karena bila tidak ditangani, penderita memiliki kemungkinan untuk mengalami komplikasi saat dewasa, komplikasi hipospadia tersebut berupa:
Dalam sumber yang sama dikatakan, jika posisi lubang uretra sangat dekat dari posisi seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung, maka penangan secaara khusus tidak begitu diperlukan.
Namun, jika letak lubang uretra jauh dari posisi normal, maka harus dilakukan penanganan medis. Biasanya, operasi dibutuhkan dalam hal ini adalah lubang uretra akan dipindahkan pada posisi seharusnya.
Adapun jika letak uretra jauh melengkung ke bawah, maka operasi perlu dilakukan untuk memperbaiki kelengkungan penis menjadi bentuk normal.
Pelaksanaan operasi hipospadia pun dianjurkan pada usia 6 bulan sampai 1,5 tahun. Ini merupakan usia ideal. Perlu diketahui juga, operasi ini bisa dilangsungkan lebih dari sekali tergantung tingkat keparahannya.
Itulah penjelasan lengkap mengenai Hipospadia. Jika ada yang mengalaminya bisa langsung dikonsultasikan dengan dokter.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: