Kategori Berita
Media Network
Jumat, 20 MEI 2022 • 20:00 WIB

Sering Marah hingga Pernikahannya Hancur, Pria Ini Ternyata Idap Penyakit Ganas Tumor Otak

Ilustrasi pria pemarah (Freepik/Pranithan Chorruangsak)

Seorang pria warga Singapura tak pernah menyangka bahwa perubahan emosi yang dialaminya ternyata gejala penyakit serius.
 
Pria itu mengaku tiba-tiba menjadi sering marah dan bertindak kasar. Bahkan sampai menyakiti keempat anak dan istrinya.

Hal itu terus memuncak hingga pada pertengahan 2020, rumah tangganya hancur dan dia harus berpisah dengan sang istri.

Tak diduga, ternyata perubahan perilakunya terjadi akibat tumor ganas yang bersarang di otaknya.

"Kami menikah dengan bahagia selama bertahun-tahun dan dalam dua tahun, segalanya berubah," ujar Maideen, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (20/5/2022).

Awalnya dia mengira segala kemarahannya bersumber dari stres akibat pandemi COVID-19. 

"Anak-anak tumbuh, pekerjaan berbeda, COVID-19 telah dimulai, jadi saya berasumsi ini adalah perubahan perilaku," sambungnya.

Namun setahun setelah perceraiannya, Maideen masih terus sering marah dan sering mengalami 'white-out' yang kemudian diidentifikasi sebagai serangan epilepsi.

"Ketika saya pulih, saya stabil, saya bisa melihat dengan normal, tetapi (ada) rasa logam," katanya kepada wartawan dalam sesi tanya-jawab yang diselenggarakan oleh National University Hospital (NUH).

Dia pun kerap mengalami kejang. Bahkan bisa delapan kali dalam sehari.

Atas dasar itulah dia mencari pertolongan medis dan didiagnosis glioblastoma, kanker otak yang agresif, dan tidak dapat disembuhkan.

Mirisnya lagi dia harus menghadapi kenyataan bahwa pasien dengan penyakit tersebut memiliki harapan hidup rata-rata hanya 18-24 bulan.

Baca juga: Suami Cerai Istri Usai 8 Hari Nikah Gegara Hal Sepele, Ini Cara Tepat Hadapi Pasangan OCD

Sementara itu, Kepala departemen bedah saraf NUH, Dr Yeo Tseng Tsai dalam keterangannya menyebut tumor di otak Maideen berukuran 2,5 cm.

Meski tidak berukuran besar, tumor tersebut terletak di amingdala. Menurut Dr Yeo bagian otak tersebut bertanggung jawab atas emosi, kemarahan, dan respons melawan.

"Ini adalah bagian otak yang sangat primitif. Saya pikir lokasi tumor ini mungkin menyebabkan dia berperilaku seperti itu."

“Dalam kasus ini, kemungkinan dari tumor itu sendiri, yang entah bagaimana telah menghancurkan jalur (untuk menghambat respons), maka Anda boleh dikatakan sampai-sampai berperilaku seperti hewan," terangnya.

Menjalani operasi

Di tengah rasa putus asanya, Maideen kemudian menjalani operasi pada Juli tahun lalu, tepat sehari sebelum hari ulang tahunnya. Dr Yeo menyebut, operasi tersebut membutuhkan waktu empat jam dan telah berjalan dengan baik.

Setelah pulih, Maiden pun menemukan dirinya bukanlah seorang pemarah layaknya ketika dia mengidap tumor otak. 

Dia kemudian merasa bersalah atas apa yang sudah menimpa hubungannya dengan sang istri.

"Tepat setelah operasi, semuanya kembali normal, mungkin lebih baik. Tiba-tiba, saya berpikir, mengapa saya bercerai, mengapa saya melakukan ini, mengapa saya melakukan itu?. Ketika saya bangun, semuanya berbeda," ceritanya.

Akhirnya beberapa bulan kemudian, Maideen pun kembali berbicara dengan mantan istrinya. Hingga pada 26 April 2022, terhitung sekitar sembilan bulan setelah operasi, mereka menikah lagi.

"Saya sangat senang saya mendapat kesempatan kedua. Berapa banyak orang pasca-perceraian yang bisa mendapatkan pasangan yang sama? Saya tidak yakin, tetapi bagi saya untuk mendapatkannya, saya berterima kasih kepada Tuhan, saya berterima kasih kepada semua orang," pungkas Maideen.
 
 

Artikel Menarik Lainnya

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Sering Marah hingga Pernikahannya Hancur, Pria Ini Ternyata Idap Penyakit Ganas Tumor Otak

Link berhasil disalin!