Ilustrasi frustasi. (Foto/Unsplash/Ahmad Gunnaivi)
Belakangan ini pembicaraan dan interaksi di media sosial mengangkat isu hubungan yang tidak sehat di lingkungan sekitar.
Hubungan seperti ini bisa muncul dari hubungan antar teman, keluarga, tempat kerja, maupun pasangan kekasih.
Media sosial menjadi ruang bagi siapapun untuk bercerita dan berbagi pengalaman tentang kondisi diri yang kalut karena terperangkap dalam hubungan yang beracun tersebut. Karena itu, keadaan ini biasanya disebut sebagai toxic.
Toxic adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang beracun atau kepribadian seseorang yang sering menyusahkan dan merugikan orang lain baik secara fisik dan emosional.
Orang akan dianggap toxic ketika ia menebarkan sesuatu yang negatif terhadap lingkungan sekitar.
Toxic muncul dari perbuatan maupun perkataan. Orang yang ada di sekitarnya pun akan merasa lelah secara fisik atau emosional bahkan sampai sakit hati. Karena itu, sifat toxic ini bisa mengubah kondisi atau suasana menjadi tidak menyenangkan.
Di sisi lain, toxic adalah perilaku negatif yang sifatnya mengecewakan. Sedangkan perilaku toxic muncul bukan karena sebab kelainan mental, melainkan merujuk pada persoalan mental yang menyebabkan orang menunjukkan sikap yang toxic.
Artinya adalah toxic timbul karena kepribadian diri atau berasal dari dalam dirinya sendiri terlepas dari menjalin hubungan.
Asal kepribadian yang toxic inilah yang memicu orang tersebut menjadi beracun di lingkungan dan ketikan berhubungan dengan orang lain.
Lalu seperti sih ciri-ciri teman yang dianggap toxic? Berikut ini adalah deretan yang bisa dikenali ketika berhadapan dengan orang yang toxic.
Ciri yang pertama ini bisa dirasakan dan diketahui ketika sedang dibutuhkan orangnya tidak bersedia atau tidak ada. Sebaliknya, ketika sedang meminta pertolongan selalu memaksa agar bisa membantunya keluar dari kesusahan atau masalahnya.
Tidak hanya itu, ketika orang yang toxic ini telah membantu dan menolong ia tidak segan mengambil kesempatan dan peluangnya untuk menceritakan atau berkoar-koar pada orang lain tentang hal tersebut.
Ketika menghadapi masalah, jangan sekali-kali bercerita atau curhat pada orang yang toxic. Hal ini karena mereka tidak akan memperdulikan bahkan tidak ada sikap untuk memahami apa yang tengah Anda alami.
Orang yang toxic bukannya memberikan masukan atau solusi atau sekadar menjadi teman yang sudi mendengarkan curhatan atau masalah yang dihadapi malah jatuhnya menyalahkan bahkan menghakimi. Selain itu, kadang ia akan membandingkan masalah Anda dengan dirinya yang pernah dihadapi.
Ciri ketiga orang toxic adalah kegemarannya untuk mengontrol dan memanipulasi orang lain. Biasanya ia akan melakukan apa saja agar tujuan dari orang toxic ini bisa tercapai. Selain itu, ia juga mudah berbohong atau berkelit ketika kebohongannya terbongkar.
Kesan dan sikap orang toxic yang manipulatif itu juga akan membuat Anda merasa berhutang budi padanya. Di sisi lain, Anda akan merasakan sakit hati karena sikapnya yang seolah-olah ingin menyelamatkan diri Anda.
Selanjutnya adalah keengganannya meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya. Alih-alih mengakui dan secara jelas itu adalah kesalahannya, dengan sifatnya yang menyebalkan, orang toxic justru menuduh orang lain sebagai penyebabnya.
Penampilan sikap yang baik pada orang lain sebenarnya hanyalah motif orang toxic agar tujuannya tercapai. Ketika membuat kesalahan justru ia mudah memanipulasi diri sebagai korban atau playing victim untuk memperoleh simpati atau empati.
Sangkalan adalah ciri orang toxic yang enggan melihat keberhasilan atau kesuksesan yang Anda capai. Dengan menyangkalnya, orang toxic akan mudah membuat Anda menjadi kesal karena sikapnya tersebut.
Pada intinya, orang dengan kepribadian toxic adalah orang yang tidak akan senang melihat Anda telah mencapai tujuan, cenderung membandingkan secara negatif dengan orang lain atau dirinya sendiri. Karenanya, orang toxic akan berupaya menjatuhkan dan merendahkan Anda.
Kepribadian orang toxic yang satu ini erat kaitannya dengan Thanos Syndrome atau sindrom Thanos. Sindrom ini menunjukkan perasaan bahwa dirinya adalah seseorang yang paling hebat dan benar.
Perasaan inilah yang juga terlihat dalam diri orang toxic. Ia akan merasa sudah melakukan yang terbaik dan benar di lingkungannya. Bahkan pada titik tertentu, ia akan menganggap bahwa kondisi akan menjadi buruk atau tidak berjalan lancar saat dirinya tidak ada.
Ciri terakhir orang toxic ini merupakan sesuatu yang menjengkelkan karena sifat dasarnya yang suka merepotkan orang lain. Ciri ini mudah kenali dengan mendengarkan ucapan atau perkataan yang terlontar.
Biasanya, orang toxic susah untuk dipegang konsistensinya. Padahal, dalam hubungan apapun itu baik pertemanan atau seperti layaknya sepasang kekasih, konsistensi sangat diperlukan dan dinilai sebagai orang bisa memenuhi dan menepati perkataannya.
Itulah penjelasan toxic beserta 7 ciri yang dapat dikenali.
Ciri-ciri tersebut bisa menjadi penanda atau pegangan ketika berhadapan dengan orang yang toxic. Untuk itu, bangunlah hubungan yang sehat dan baik agar lingkungan Anda tidak terjebak dalam relasi yang toxic.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: