Ilustrasi vaksin cacar monyet (Unsplash/Wachiwit)
Penyakit cacar monyet yang disebabkan virus monkeypox sudah masuk negara tetangga, Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengkonfirmasi temukan kasus pertama yang berasal dari pelancong.
MOH melaporkan pelancong tersebut, berangkat dari Barcelona pada 1 Juni dan tiba di Bandara Changi, Singapura pada hari berikutnya.
Dia berada di area transit Bandara Changi, sampai keberangkatan ke Sydney pada hari yang sama. Namun yang mengejutkan ketika tiba di Sydney pada 3 Juni, pelancong tersebut dinyatakan positif cacar monyet.
Sejauh ini, MOH meminta warga "Negeri Merlion” tidak perlu cemas karena tidak adanya risiko penularan virus cacar monyet ke masyarakat.
Baca juga: Cacar Monyet Sudah Sampai Singapura, Kasus Pertama dari Pelancong yang Transit
Namun untuk berjaga-jaga, Kemenkes Singapura telah melakukan pelacakan kontak (contact tracing) ke semua penumpang dua penerbangan tersebut dan orang-orang yang kemungkinan melakukan kontak fisik dengan penderita di ruang transit.
Beruntung hingga saat ini, tidak ditemukan kontak dekat sehingga karantina tidak perlu diterapkan.
Akan tetapi, 13 orang yang ditelusuri berkontak fisik dengan penderita akan dipantau khusus kondisi kesehatannya melalui telepon setiap hari selama tiga minggu ke depan.
Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sejauh ini belum ada obat untuk cacar monyet.
Penyakit ini umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2–4 minggu.
Sedangkan penyebaran cacar monyet dapat dicegah dengan vaksin cacar (smallpox).
Salah satu negara yang mendeteksi kasus cacar monyet dan menggunakan vaksin, yaitu Amerika Serikat (AS).
Hingga Senin (6/6/2022), AS telah melaporkan 21 kasus cacar monyet dan mereka mulai menggunakan vaksin khusus cacar monyet bernama ACAM2000 dan JYNNEOS.
"Kami memiliki lebih dari cukup vaksin yang tersedia," ucap Dawn O'Connell, Asisten Sekretaris dilansir Channel News Asia, Selasa (7/6/2022).
Sesuai rekomendasi CDC, vaksin JYNNEOS yang juga dikenal sebagai Imvamune atau Imvanex telah teruji untuk mencegah cacar monyet dan cacar.
Sementara, vaksin ACAM2000 menjadi vaksin kedua, yang juga bisa digunakan untuk melawan cacar monyet.
Vaksin-vaksin tersebut mengandung virus vaccinia hidup yang dilisensikan untuk imunisasi pada orang berusia minimal 18 tahun dan berisiko tinggi terkena infeksi cacar.
Namun bila kedua vaksin ini belum ada, maka penggunaan vaksin cacar juga sangat membantu dalam pencegahan penyakit cacar monyet.
Lantas bagaimana di Indonesia?
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH saat ini Indonesia belum memiliki vaksin khusus cacar monyet.
"Belum ada vaksin khusus cacar monyet," kata dr Syahril, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada meskipun belum ada kasus yang terjadi.
"Indonesia belum ada kasus konfirmasi maupun suspek sampai saat ini, tapi kita terus pantau perkembangannya," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: