Kategori Berita
Media Network
Selasa, 07 JUNI 2022 • 13:01 WIB

Ilmuwan Temukan Virus Corona Baru di Swedia, Berasal dari Tikus Merah, Seberapa Bahaya?

Ilustrasi virus dari tikus (Unsplash/Evgenyi_Eg)

Ilmuwan di Zoonosis Science Center di Uppsala University, Swedia menemukan Virus Corona baru yang berasal dari hewan pengerat.

Virus yang dikenal dengan sebutan Grimso ini ditemukan pada sejumlah tikus berpunggung merah Swedia (Myodesglareolus).

Sebutan Grimso diberikan sesuai nama lokasi penemuannya.

“Antara 2015 dan 2017, kami secara konsisten menemukan apa yang disebut ‘Virus Grimsö’ di 3,4% tikus, yang menunjukkan bahwa virus itu tersebar luas dan umum di tikus tepi sungai Swedia,” kata Ake Lundkvist Profesor virologi, dikutip dari PHYS.org, Selasa (7/6/2022).

Sementara itu, ahli virologi Uppsala University Swedia, To Lundkvist belum bisa memastikan dampak virus tersebut terhadap manusia.

Hanya saja, temuan yang dipublikasikan di jurnal Viruses  tersebut telah mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mewaspadai kesehatan hewan liar, terutama yang kerap ditemukan di kehidupan sehari-hari.

"Kami masih belum tahu potensi ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh Grimso terhadap kesehatan masyarakat. Namun, berdasarkan pengamatan kami dari virus corona yang identifikasi di antara tikus ini, ada alasan bagus untuk memantau virus corona di antara hewan liar," ujar To Lundkvist kepada Science Alert.

Penelitian terhadap hewan pengerat sendiri telah dilakukan para ilmuwan selama kurun waktu 2015-2017 di Stockholm.

Di mana tim peneliti menemukan betacoronavirus baru di 3,4 persen sampel. Betacoronavirus ditemukan pada kelelawar dan tikus. Saat menyebar ke manusia, virus ini bisa memicu flu biasa dan penyakit parah seperti COVID-19.

Namun, virus Grimso yang baru ditemukan ini memiliki sifat yang sangat berbeda dari virus penyebab COVID-19. Virus ini sangat mudah beradaptasi dengan inang dan habitat baru.

Hal ini sesuai dengan hewan yang menyertainya, yaitu tikus berpunggung merah yang sangat mudah ditemukan di Eropa.

Baca juga: Makin Dekat! Cacar Monyet Sudah Masuk Singapura, Indonesia Belum Punya Vaksin Penangkalnya
 
Selain virus corona, tikus jenis ini juga dikenal sebagai inang dari virus Puumala yang bisa menyebabkan demam berdarah nephropathia epidemika pada manusia.

Saat cuaca ekstrem, tikus-tikus ini biasanya akan mencari perlindungan di bangunan-bangunan yang biasa ditinggali manusia. Hal ini semakin meningkatkan risiko tertular penyakit.

Studi lain juga memperingatkan eksploitasi alam atau ruang-ruang terbuka dapat meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Risiko paling menonjol ditemukan pada hewan seperti kelelawar, tikus, dan jenis primata lainnya yang populasinya berlimpah dan mampu beradaptasi dengan lingkungan manusia.
 


Arikel Menarik Lainnya

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Ilmuwan Temukan Virus Corona Baru di Swedia, Berasal dari Tikus Merah, Seberapa Bahaya?

Link berhasil disalin!