Ilustrasi virus corona. (Freepik)
Di tengah dunia dikhawatirkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, yang menyebabkan beberapa lonjakan COVID-19 akhir-akhir ini.
Kini muncul varian baru dari Omicron yang disebut BA.2.75. Varian baru Omicron BA.2.75 telah terdeteksi dibeberapa negara.
Dilansir Live Mint, kemunculan varian baru ini dinilai para ahli bisa mengkhawatirkan karena mungkin varian ini akan menjadi tren. Tapi, masih terlalu dini memprediksi apakah varian baru ini akan menjadi varian dominan.
Sejauh ini varian baru BA.2.75 paling banyak ditemukan di India, sudah tersebar di 10 wilayah di India, termasuk Delhi dan Maharashtra. Selain India, Selandia Baru telah melaporkan kasus COVID-19 Omicron BA.2.75.
Baca juga: Waspada, Omicron BA.4 dan BA.5 Rentan Menyerang Anak-Anak, Kenali Gejalanya!
Dr. Shay Fleishon dari Laboratorium Virologi Pusat di Pusat Medis Sheba di Tel Hashomer mengatakan terlalu dini untuk mengklaim bahwa Omicron BA.2.75 akan menjadi varian dominan berikutnya.
Sementara itu, Thomas Peacock, seorang ilmuwan di Imperial College London, juga mengatakan bahwa varian baru ini layak untuk diperhatikan.
Lantas kenapa kemunculan varian baru ini dinilai mengkhawatirkan?
Fleishon menjelaskan belakangan ini telah terjadi tren varian generasi kedua berbasis sub-silsilah Omicron, yakni BA.1, BA.2, BA.3, BA.4, dan BA.5.
Berdasarkan pada garis keturunan Omicron dengan mutasi di bagian S1 dari protein lonjakan dan secara khusus di bagian protein lonjakan yang digunakan virus untuk terhubung dan masuk ke dalam sel.
Dan yang perlu diperhatikan, bagaimana varian baru itu berbeda, katanya. Hingga saat ini, peningkatan yang terlihat pada sub-varian ini terlihat pada generasi kedua dari varian lain yang menjadi perhatian.
Sementara itu, Bloom Lab di lembaga penelitian Fred Hutch di AS, yang menandai varian baru ini, menunjuk dua mutasi sebagai kunci: G446S dan R493Q.
"G446S berada di salah satu situs paling ampuh untuk melepaskan diri dari antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin saat ini yang masih menetralkan BA.2. Jadi untuk kekebalan dari vaksin atau infeksi awal, menambahkan G446S ke BA.2 akan mengurangi netralisasi," kata lab.
"Namun, G446S akan memiliki efek yang lebih kecil pada antibodi orang dengan infeksi terobosan BA.1 sebelumnya. Oleh karena itu, keunggulan antigenik BA.2.75 relatif terhadap BA.2 akan paling menonjol pada orang yang belum pernah terpapar BA.1," tambahnya.
Ini berarti bahwa BA.2.75 akan memiliki pelepasan antibodi yang serupa dengan BA.4/5 sehubungan dengan vaksin saat ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: