Ilustrasi pasangan. (Freepik/@tirachardz)
Belakangan penyedia jasa sewa pacar menjadi menjamur di media sosial, salah satunya di Twitter. Jenis ditawarkan pun beragam, ada yang hanya sebatas bertukar pesan hingga menjadi 'teman' ke pesta pernikahan.
Psikolog klinis Annisa Mega Radyani, M.Psi, dari Ohana Space menyebut fenomena jasa sewa pacar ini memang kerap bermunculan di Jepang, mengingat tingkat kesepian masyarakatnya terbilang tinggi.
Namun, hal ini menjadi unik di Indonesia karena masyarakat disini memiliki budaya kolektif yang dimana mudah dekat satu sama lain.
Baca juga: Pria Ini Buka Jasa Sewakan Diri untuk Dipukuli di Hari Valentine, Segini Tarifnya
Lantas, apa yang menjadi penyebab jasa sewa pacar ini menjadi laris manis?
Menurut wanita yang akrab disapa Ica, maraknya penyedia jasa sewa pacar karena beberapa melihat peluang banyak orang yang ingin menjalin relasi secara romantis, merasa kesepian, atau hanya sekedar ingin memiliki pacar secara sesaat.
"Beberapa orang melihat peluang itu, sehingga muncul fenomena jasa sewa pacar ini," ujarnya saat dihubungi Indozone, Selasa (11/1/2022).
"Daripada sibuk-sibuk, susah PDKT, dan belum mau komitmen, ya udah mending menawarkan jasa sewa pacar instan aja. Jadi penyedia jasa untung, yang menyewa juga untung," sambungnya.
Baca juga: Wih! Usai Jasa Sewa iPhone, Kini Muncul Jasa Screenshot iPhone, Tarifnya Mulai Gopek
Meski sedang marak, Ica mengingatkan bagi para penyedia jasa bahwa yang mereka tawarkan bersifat emosional. Sehingga penting untuk membuat dan mengatur batasan antara penyedia dan penyewa, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
"Jangan sampai akhirnya memberikan tawaran di luar batas moral atau batas yg tidak sesuai norma dan nilai khususnya di masyarakat Indonesia," imbaunya.
Sementara untuk para penyewa, merasa kesepian merupakan kondisi yang wajar.
Perasaan kesepian sendiri adalah kondisi saat adanya kesenjangan antara relasi sosial yang diinginkan dan realita. Namun, jangan sampai setelah penyewaan jasa selesai malah menimbulkan rasa kesepian baru.
"Jika merasa ada masalah dari segi pemenuhan kebutuhan sosial atau merasa kesepian, baiknya mungkin bisa ke profesional seperti ke psikolog, psikiater, konselor atau support group. Atau bisa juga mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang sifatnya lebih permanen yang terjalin secara natural juga," pungkas Ica.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: