Ilustrasi terpapar polusi formalin. (FREEPIK/master1305)
Banyak anggapan rumah adalah tempat yang aman dan bebas dari polusi udara yang mengancam kesehatan.
Namun akibat pandemi COVID-19, polusi udara terbesar terjadi di dalam ruangan dan disebabkan oleh beberapa zat kimia, salah satunya formaldehida.
Baca juga: Dulunya Tercemar Polusi Udara, Sekarang Kota Ini Punya Tiga Taman Terbaik di Dunia!
"Formaldehida itu nama lainnya formalin. Dulu yang kita tahu formalin ada di bahan pengawet makanan, tapi ternyata sekarang paparan formalin bisa terjadi juga di dalam ruangan atau di rumah," kata dr Jaka Pradipta, SpP, dalam konferensi per Jotun Majestic Sense dan Global Colour Card 2023 di Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2022).
"Paparan formalin ini bisa mengganggu kesehatan pernapasan karena menyebabkan iritasi dan peradangan," imbuhnya.
dr Jaka melanjutkan, penyebab polusi formalin bisa bermacam-macam. Mulai dari kotoran hewan, memasak di dapur, atau kebiasaan merokok di dalam rumah.
"Orang yang merokok di dalam rumah, zat pembakaran rokok itu ada formalinnya. Asapnya bisa menempel pada dinding-dinding rumah," ucapnya.
Paparan formaldehida atau formalin dalam jumlah tinggi akan meningkatkan risiko seseorang mengalami iritasi pada anggota tubuh.
"Jika terjadi iritasi pada mata, mata akan menjadi merah dan perih, kalau hidung iritasi akan mengalami bersin-bersin, saluran nafas terganggu. Jika seseorang memiliki alergi, termasuk alergi asma, sekecil apapun paparan formaldehida itu, akan merangsang asmanya," ungkap dr Jaka.
Paparan formaldehida dalam jangka panjang juga berisiko menyebabkan kanker pada saluran pernapasan atas.
dr Jaka menerangkan, jika bagian tubuh seperti tangan terpapar zat formaldehida, bisa dibersihkan dengan membilas menggunakan air dan sabun. Namun formaldehida menyebar melalui udara, sebaiknya memiliki ventilasi udara yang baik di dalam rumah.
Berikut tips mencegah paparan formalin di dalam rumah:
dr Jaka menyarankan, usai melakukan renovasi rumah atau membeli furniture baru, sebaiknya membuka pintu dan jendela agar zat formaldehida terbuang.
Baca juga: Polusi Udara Ditemukan di Paru-paru dan Otak Bayi yang Belum Lahir, Kok Bisa?
"Kalau habis renovasi rumah, beli barang baru, ngecat, plitur, buka pintu dan jendela agar ventilasi udara baik dan formaldehida terbuang ke luar. Untuk furniture, disarankan didiamkan di luar ruangan selama kurang lebih 1 x 24 jam," katanya.
Merokok di dalam ruangan dapat menyebabkan zat formaldehida menempel pada cat atau barang-barang di dalam rumah.
"Jangan merokok di dalam ruangan. Ketika itu terjadi, maka gas dari pembakaran rokok akan menempel di meja atau dinding," imbuhnya.
dr Jaka menyarankan agar masyarakat memperhatikan ventilasi di dapur karena proses memasak bisa menimbulkan kemunculan zat formaldehida. Sehingga, ventilasi ruang dapur yang baik diperlukan agar zat tersebut dapat keluar ruangan.
"Contoh lainnya ketika memasak. Jika ventilasi dapur buruk, paparan formaldehida di dalam ruangan tersebut akan menjadi tinggi," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: