Ilustrasi anak main gadget bisa picu speech delay. (Freepik)
INDOZONE.ID - Anak-anak di bawah umur saat ini sudah mulai dicekoki gadget oleh orang tuanya. Hal itu, membuat anak tentu saja menjadi ketagihan dan akan mempengaruhi perkembangannya.
Psikolog anak dan keluarga Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Irma Gustiana Andriani mengatakan, anak yang terlalu sering atau kecanduan gadget, berisiko mengalami gangguan mental.
“Anak yang terlalu sering terpaku dengan gawai, menurut penelitian, itu berpotensi menyebabkan kecemasan, depresi tingkat awal, perasaan tidak berdaya, hingga gangguan mental narsistik,” ucap Irma dikutip Indozone, Senin (25/9/2023).
Irma bilang, risiko gangguan mental tersebut dapat muncul apabila anak-anak terus-menerus bermain dengan gadget. Apalagi, bagi orang tua yang tidak mengimbangi aktifitas fisik, dan kurang bermain interaktif secara langsung.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Speech Delay di Rumah
“Aktifitas pasif yang melibatkan anak terhubung dengan alat teknologi canggih, dapat menyebabkan anak kurang terlibat dengan dunia luar. Hal itu justru berisiko kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya,” katanya.
Anak generasi Z dan Alpha memang telah hidup di era kemajuan teknologi yang canggih. Sehingga, orang tua juga tidak bisa semerta-merta memisahkan mereka dari itu.
Ilustrasi Anak Bermain Gadget. (Photo/Ilustrasi/Freepik)
Meski demikian, Irma menuturkan, teknologi sebetulnya memiliki banyak kebaikan dan manfaat bagi semua umat, termasuk anak-anak.
Namun, penggunaan yang salah dan kurangnya pengawasan orang tua, akan membuatnya menjadi buruk.
“Teknologi sebetulnya banyak sekali manfaatnya. Namun, bila orang tua tidak mengantisipasi, kemungkinan buruknya juga banyak,” tuturnya.
Baca Juga: Cobain Tips Parenting ala Nikita Willy Yuk Moms, Enggak Ngasih Gadget Sejak Dini ke Anak
Senada dengan Irma, penelitian Boston College dari seorang profesor psikologi Amerika, Dr. Peter Gray, menyebutkan, sesi ‘bermain’ anak di tahun-tahun awal dan selama sekolah dasar hingga menengah, punya dampak yang besar bagi tumbuh kembangnya.
Dampak dari ponsel pintar dan media sosial adalah terbesar.
Namun, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan, di antaranya seperti mengenalkan anak akan pentingnya alam, hingga mengembangkan rasa perwujudan dan mendorong kemandirian setiap anak melalui pola pikir berkembang.
Menurut riset yang dilakukan oleh Common Sense Media, dikutip dari Hindustan Times, anak-anak berusia 8 hingga 12 tahun menghabiskan waktu 5,5 jam per hari untuk memainkan gadget.
Psikolog dan aktivis kesehatan mental, Dr. Arvind Otta, mengatakan, anak-anak yang berusia 6 tahun ke atas, harus membatasi waktu memainkan gadget tidak lebih dari 2 jam per hari. Jika melebihi ketentuan tersebut akan berbahaya bagi proses perkembangan anak.
Ilustrasi anak yang bermain gadget (Pixabay)
Arvind menyebutkan, tanda-tanda anak mengalami kecanduan gadget antara lain mulai mengganggu aktivitas sehari-hari seperti mengerjakan PR, aktivitas di luar ruangan, dan aktivitas kreatif lainnya.
Selain itu, jika terpapar konten agresif atau tidak layak untuk umurnya, maka akan menyebabkan anak-anak berperilaku kasar atau mudah cemas, serta dapat menurunkan kognitifnya yang berdampak pada performa akademik di sekolah.
Baca Juga: Enggak Mau Anak Ketergantungan Gadget? Yuk, Coba Lakukan Permainan Berikut Ini
Cara Mencegah Anak Kecanduan Gadget
Arvind memberikan beberapa cara, untuk mengatur waktu penggunaan gadget, agar mencegah anak jadi kecanduan. Salah satu yang menjadi peran penting dalam pencegahan kecanduan gadget pada anak adalah orang tua.
"Orang tua perlu membuat aturan jelas dan mengatur batas waktu yang diizinkan untuk anak dalam mengakses gadget. Orang tua dapat membantu memberikan pemahaman kepada anak-anak, tentang konsekuensi penggunaan gadget secara berlebihan," ucapnya.
Hal tersebut dapat membantu anak-anak, memahami pentingnya membuat batasan dengan penggunaan platform digital.
Cara lain yang bisa diterapkan yaitu membuat zona bebas gadget di rumah. Misal, di ruang belajar, ruang makan, atau kamar tidur. Membuat zona bebas gadget dapat mengalihkan anak-anak.
Ilustrasi orang tua menemani anak sedang bermain dengan mainannya. (Freepik)
Ketika anak tengah memainkan gadget, sebaiknya orang tua perlu menemani karena dapat membantu mengembangkan ikatan hubungan antara orang tua dan anak.
Mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik dan permainan kreatif, juga merupakan langkah efektif untuk mengurangi waktu penggunaan gadget.
Sebab, selain dapat melatih fisik mereka, kegiatan tersebut juga berdampak positif pada kemampuan kognitif anak.
"Secara rutin mengawasi penggunaan media digital pada anak, merupakan hal penting untuk menjaga kesejahteraannya. Orang tua dapat segera melakukan intervensi jika mereka menemukan masalah dan tetap mengetahui tentang aktivitas daring anak mereka demi melindunginya dari potensi bahaya," imbuh Arvind.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA