Ilustrasi tidur bersama kucing
INDOZONE.ID - Kucing merupakan hewan berbulu yang menggemaskan, hingga membuat pemiliknya tidak tahan melihat tingkah laku lucunya.
Saking gemesnya, terkadang beberapa orang memilih untuk tidur satu kasur bersama kucing peliharaannya.
Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, hampir 50 persen pemilik kucing memilih untuk tidur bersama hewan peliharaannya tersebut.
Tapi sebenarnya, tidur bersama kucing bisa menghilangkan stres atau justru membawa penyakit sih?
Tidur bersama kucing sejatinya memiliki dampak positif bagi pemiliknya. Bill Fish, co-founder Tuck.com mengatakan, membawa kucing untuk tidur bersama ketika malam hari dapat memberikan perasaan nyaman secara emosional dan fisik bagi pemiliknya.
Lebih lanjut, dengkuran kucing dapat mengurangi rasa stres dan membawa ketenangan bagi yang mendengarnya.
Hal tersebut mengurangi rasa insomnia pada pemiliknya, sehingga terdorong untuk lebih mudah tidur.
Namun di sisi lain, ada bahaya yang dapat ditimbulkan apabila tidur bersama kucing di malam hari.
Dalam hal ini, dokter Steve Weinberg, pemilik 911 Vets menguraikan beberapa hal yang harus diwaspadai:
Ilustrasi anak kecil tidur bersama kucing
Di balik rasa nyaman, tidur bersama kucing di malam hari ternyata dapat mengganggu kualitas tidur pemiliknya.
Menggali fakta lebih lanjut, kucing termasuk hewan nokturnal yang menghabiskan waktu tidurnya di siang hari. Sedangkan di malam hari kucing cenderung senang melakukan aktivitas.
Baca Juga: Pria AS Kehilangan Sebagian Penglihatannya Gara-gara Dicakar Kucing, Begini Gejala Awalnya
Dengan begitu, ketika tidur bersama kucing, sang pemilik akan memiliki pola tidur yang mudah terbangun.
Sehingga, tidur menjadi kurang berkualitas akibat tidur sejenak, kemudian bangun, dan tertidur kembali.
Ilustrasi tidur bersama kucing
Bagi pengidap alergi, tidur bersama kucing bukanlah pilihan yang tepat. Sebab, kucing memiliki bulu yang relatif rontok dan menempel di kasur.
Jika dibiarkan, bulu tersebut akan tertinggal dan dapat menyebabkan reaksi alergi.
Reaksi yang dialami pun berbeda-beda, mulai dari gatal-gatal pada kulit, bersin, ruam, hingga penyakit serius. Untuk itu, alangkah lebih baik apabila membatasi frekuensi tidur bersama kucing.
Dokter Steve menegaskan, terdapat dua jenis kucing peliharaan. Ada kucing yang dipelihara dalam kandang atau rumah dan tidak pernah keluar. Lalu ada kucing peliharaan yang dibebaskan oleh pemiliknya.
Kucing yang dibebaskan atau mengenal outdoor tentu memiliki risiko penyebaran kutu yang lebih tinggi.
Apabila tidur bersama kucing yang memiliki kutu, kutu tersebut dapat merayapi kasur dan menggigit manusia. Menurut Pest World, gigitan kutu kucing dapat menyebabkan gatal, kemerahan, hingga bengkak pada kulit.
Ilustrasi tidur bersama kucing
Berkaitan dengan penyebaran kutu, kucing outdoor memiliki risiko membawa bakteri dan kuman yang lebih banyak, mengingat kucing senang menjelajah ke tempat kotor dan berguling-guling di tanah.
Baca Juga: 3 Orang di Inggris Terkena Penyakit Kulit Langka yang Disebarkan oleh Kucing
Namun, bukan berarti kucing yang berada di rumah atau kucing indoor tidak membawa bakteri. Sebab, sudut-sudut rumah juga terdapat debu yang mudah dijangkau kucing.
Dengan begitu, tidur bersama kucing dapat meningkatkan risiko infeksi yang disebabkan bakteri dan protozoa, seperti clostridium, salmonella, pasteurella, hingga toxoplasma gondii yang membawa dampak buruk pada manusia.
Ilustrasi tidur bersama kucing
Hal ini dapat terjadi terutama pada manusia dengan kekebalan imun yang rendah dan rentan terkena penyakit, seperti bayi, anak-anak, serta lansia.
Bakteri maupun kuman yang dibawa kucing dapat menular melalui bulu, cakaran, maupun gigtan kucing. Penyakit yang disebabkan dapat menyerang kulit, pernapasan, hingga pencernaan.
Maka dari itu, sangat tidak disarankan membawa kucing didekat bayi, anak-anak, maupun lansia, apalagi tidur bersama.
Jangan sampai hewan menggemaskan tersebut membawa penyakit serius yang menyerang pemiliknya.
Kesimpulannya, tidur bersama kucing memang membawa ketenangan dan dapat mengurangi stres serta insomnia.
Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan kesehatan kucing agar tidak membawa dampak negatif.
Langkah pencegahan agar kucing tidak membawa bahaya penyakit yakni, memastikan kucing peliharaan sehat dan tak terinfeksi virus.
Dalam hal ini, sang pemilik dapat rutin vaksin dan memeriksa kesehatan kucing, agar kucing memiliki sistem kekebalan imun yang baik.
Writer: Putri Surya Ningsih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline