INDOZONE.ID - Beberapa waktu lalu, beredar berita mengenai seorang remaja di China yang lumpuh secara permanen karena mendapatkan hukuman dan dipaksa melakukan skuat sebanyak 1000 kali.
Beberapa ahli berpendapat bahwa ada perbedaan antara hukuman dengan kekerasan fisik. Hukuman fisik didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan dengan tujuan menyebabkan anak merasakan sakit fisik, tetapi tidak sampai cedera, untuk tujuan koreksi atau pengendalian perilaku.
Sedangkan, kekerasan fisik didefinisikan sebagai adanya cedera fisik yang tidak disengaja terhadap anak, yang bisa mencakup pemukulan, tendangan, pembakaran, atau gigitan, atau tindakan apa pun yang mengakibatkan gangguan fisik pada anak, cedera bisa berupa luka serius seperti luka bakar, patah tulang, cedera otak, kerusakan jaringan luas, atau bahkan kematian.
Remaja di China lumpuh permanen karena dipaksa skuat 1000 kali
Baca Juga: Korban Kekerasan Seksual Anak Perlu Terapi Psikologis, Ini kata Dosen Psikolog
Dilansir dari situs Godoy Medical Forensics, beberapa perilaku yang dianggap sebagai kekerasan pada anak antara lain:
Perilaku-perilaku tersebut tidak hanya berlaku orang tua saja, melainkan untuk para pengasuh, guru, maupun orang dewasa yang berinteraksi dengan anak-anak serta remaja.
Baca Juga: Hasil Autopsi Ungkap Kekerasan Seksual dalam Kasus Pembunuhan Dokter Muda di India
Pada tahun 2018, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan baru yang menyatakan bahwa para orang dewasa yang berinteraksi dengan anak-anak dan remaja tidak boleh menggunakan hukuman fisik (termasuk memukul dan menampar) karena hukuman fisik sebagian besar tidak efektif untuk mengubah perilaku dan bahkan bisa lebih berbahaya daripada membantu.
Ada efek negatif bagi anak termasuk emosional dan fisiknya. Dari segi emosional, anak akan mengalami trauma berat dan dari fisik bisa membuat mereka lumpuh atau cacat.
Perlu diingat bahwa tindakan kekerasan terhadap anak, baik oleh orang tua, guru, maupun pengasuh, dapat memiliki konsekuensi serius yang berdampak pada kesehatan fisik dan emosional anak.
Mengedepankan metode yang lebih efektif dan tidak menyakiti anak, seperti dialog dan pendekatan dua arah, merupakan langkah yang harus diutamakan oleh setiap orang dewasa yang berinteraksi dengan anak-anak dan remaja.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Godoymedical.net