INDOZONE.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperkirakan ada sekitar satu juta kasus kanker di Indonesia. Menariknya, angka ini setara dengan jumlah penduduk di kota Depok.
Kasus ini menelan korban hingga 50 sampai 60 persen dari angka perkiraan tersebut. Namun baru sekitar 408 ribu kasus yang terdeteksi, karena kanker bukan penyakit menular sehingga identifikasinya sulit dilakukan.
Melonjaknya kasus kanker ini menjadi perbincangan serius dari berbagai pihak terkait, mengingat dampaknya yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai informasi ada empat jenis kanker paling umum yang diidap oleh warga Indonesia. Di antaranya adalah kanker payudara dan leher rahim (wanita), dan kanker paru-paru dan usus (laki-laki).
Baca Juga: Bolehkah Penderita Kanker Berpuasa? Berikut Penjelasan Tentang Puasa Intermiten!
Jika jenis kanker tersebut digabungkan, kanker paru-paru menempati peringkat pertama, diikuti oleh kanker payudara, leher rahim, dan usus.
Faktor risiko seperti pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, mengonsumsi alkohol dan rokok, serta paparan polusi lingkungan, turut berkontribusi besar terhadap meningkatnya kasus kanker di Indonesia.
Untuk mengurangi angka kematian kasus kanker ini, Kemenkes mengingatkan masyarakat akan pentingnya deteksi dini.
Kemenkes juga telah meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG) yang mencakup pemeriksaan kanker.
Selain itu, Kemenkes juga berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan kesehatan dengan menambah jumlah pusat kanker, serta menyediakan pelatihan bagi tenaga medis.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan mengurangi waktu tunggu pasien untuk mendapatkan perawatan terbaik dari tenaga medis di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Gejala Awal Kanker dan Pentingnya Deteksi Dini untuk Menyelamatkan Hidup
Namun, masih banyak masyarakat yang ragu dan takut untuk menjalani tes yang telah disediakan oleh Kemenkes.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/pandemictalks