INDOZONE.ID - Naik gunung memang seru, tapi ada risiko yang harus diperhatikan, salah satunya hipoksia.
Ini tuh kondisi tubuh kekurangan oksigen. Hipoksia terjadi karena makin tinggi tempat, kadar oksigen pun menipis. Kalau badan nggak bisa adaptasi, bisa bahaya banget.
Biasanya, hipoksia terjadi tkala ubuh tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ketinggian yang begitu cepat.
Apalagi, kalau kamu kurang minum, kecapekan, atau punya masalah kesehatan, seperti anemia atau gangguan pernapasan, risiko terkena hipoksia makin besar.
Baca Juga: Dari Tidur Sampai Berdiri, Begini Cara Nyaman Atasi Sesak Napas
Gejalanya bisa macem-macem, mulai dari pusing, mual, susah tidur, sampai napas berasa lebih berat.
Kalau sudah parah, bisa jadi sakit kepala hebat, kebingungan, badan lemes, bahkan bibir sama kuku terlihat kebiruan. Kalau dibiarkan, bisa pingsan atau lebih fatal lagi.
Terus, bagaimana cara mengatasinya? Pertama, jangan naik buru-buru, kasih tubuh waktu buat adaptasi.
Kedua, banyak minum air biar nggak dehidrasi dan tetap makan cukup. Ketiga, istirahat yang cukup dan jangan maksa diri.
Kalau mulai merasakan gejala hipoksia, langsung turun ke tempat yang lebih rendah. Kalau parah, pakai tabung oksigen atau cari bantuan medis.
Intinya, jangan anggap remeh hipoksia pas naik gunung. Persiapan yang baik dan tahu cara mengatasinya bikin perjalanan lebih aman dan tetap asyik!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: MedlinePlus