Senin, 01 JANUARI 2024 • 07:15 WIB

Belajar Pengelolaan Uang ala Orang Jepang: Pengertian dan Penerapan Kakeibo

Author

 

Ilustrasi mengelola uang.

INDOZONE.ID - Bagi sebagian orang, gaji selama satu bulan yang baru turun, langsung terkuras habis hanya dalam hitungan beberapa hari atau bahkan jam. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan istilah 'gaji cuma numpang lewat' populer di masyarakat, terutama para pekerja.

Mungkin, ini terjadi karena kamu menganggap keuangan rumah tangga atau pribadi sebagai soal matematika yang dingin. Kamu memulai dengan penghasilan tetap, kemudian membayar tagihan dan keperluan, sebagian kecil ditabung, dan akhirnya membagi sisanya untuk keperluan sehari-hari hingga bulan depan.

Pendekatan ini sebenarnya mempunyai kelemahan besar, karena menempatkan hitung-hitungan di atas kesadaran. Karenanya, agar gaji bulanan terkelola dengan baik, tidak ada salahnya jika kamu mencoba mengelola keuangan pribadi dengan kakeibo.

Baca Juga: Ini Dia Cara Unik Kelola Keuangan Bisnis Anda

Pengertian Kakeibo

Apa itu Kakeibo? Kakeibo adalah teknik penganggaran dari Jepang untuk membantu seseorang menyadari dimana, bagaimana, dan mengapa mereka membelanjakan uangnya.

Dengan kesadaran ini, kamu dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi dalam mencapai tujuan keuanganmu. Selain itu, uang juga dapat memfasilitasi Kehidupan yang lebih bermakna, bukan justru mengendalikan Kehidupanmu.

"Kakeibo dikembangkan pada tahun 1904 oleh jurnalis wanita pertama di Jepang, Hani Mokoto. Pada saat itu, dia ingin membantu para perempuan yang seringkali hidup dengan anggaran terbatas untuk memenuhi tujuan hidup dan tabungan mereka,” tulis laporan Big Think, dinukil, Minggu (31/12/2023).

Kakeibo atau yang dalam Bahasa Jepang berarti 'rekening rumah tangga', membantu orang untuk melihat melampaui hal-hal asing guna mengungkap esensi keuangan mereka dan bagaimana menggunakannya.

Hal ini dilakukan dengan menunjukkan kepada seseorang tentang tidak hanya apa yang seharusnya mereka lakukan dengan uang mereka, namun juga bagaimana mereka dapat menggunakan uang tersebut dengan baik, menabung dengan baik, dan pada akhirnya, hidup dengan baik.

Lalu bagaimana cara menerapkan kakeibo dalam pengelolaan pemasukan?

Cara Penerapan Kakeibo

1. Memulai dengan Latihan Kesadaran

Sebelum kamu mencatat semua pemasukan dan pengeluaran dalam sebuah buku besar, ada empat pertanyaan yang harus kamu jawab sebagai bentuk refleksi diri.

Di antaranya adalah berapa penghasilan yang kamu peroleh dalam sebulan? Berapa banyak yang ingin kamu hemat? Berapa banyak yang kamu belanjakan saat ini? Dan di bagian mana kamu ingin meningkatkannya?

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya menciptakan tujuan keuangan, tetapi juga menunjukkan apa yang disebut oleh penasihat keuangan Paula Pant sebagai 'pemikiran prinsip pertama'.

Dalam hal penganggaran, pemikiran prinsip pertama berarti mempertimbangkan nilai-nilai yang kamu inginkan dalam hidup dan bagaimana kamu dapat memupuknya.

Ini adalah kesadaran bahwa uang adalah sarana untuk memfasilitasi kehidupan yang memuaskan, bukan serangkaian taktik dan strategi yang bertujuan untuk mengendalikannya."

"Kamu tidak dapat memiliki/membeli sebagian besar barang yang tidak ada habisnya. Kamu mungkin tidak dapat memiliki benda itu dan sesuatu yang lainnya. Dan itu tidak hanya berlaku untuk uangmu,” katanya.

"Ini berlaku pada waktu, fokus, energi, dan perhatianmu, sumber daya apa pun yang terbatas. Dan kehidupan adalah sumber daya yang paling terbatas. Jadi ketika kamu berlatih menjadi lebih baik dalam mengelola uang, kamu berlatih menjadi lebih baik dalam mengatur hidupmu," imbuh Pant.

2. Menghitung Alokasi Anggaran dengan Empat Kategori Kakeibo

Setelah menerima kebenaran itu dan memperjelas prinsip pertama, akhirnya tiba waktunya untuk menghitung alokasi anggaranmu.

Di awal bulan, hitung proyeksi pendapatanmu dan kurangi biaya tetap yang harus kamu keluarkan. Ini seperti biaya sewa, keperluan, dan tagihan lainnya.

Dari situ, yang tersisa hanyalah berapa banyak uang yang harus kamu keluarkan atau simpan pada bulan itu. Kemudian setiap kali kamu membelanjakan uang, tuliskan di buku catatan dan beri label sebagai salah satu dari empat kategori:

  • Kebutuhan pokok (gas, perlengkapan mandi, dan bahan makanan).
  • Hal-hal yang tidak penting (film, restoran, dan hari spa).
  • Kebudayaan (buku, kunjungan museum, pendidikan, dan amal).
  • Tak terduga (kunjungan dokter, reparasi mobil, dan hadiah ulang tahun teman yang benar-benar kamu lupakan).

Dengan mengelompokkan pengeluaran kamu ke dalam empat kategori ini, kamu harus menyederhanakannya, sehingga kamu dapat melihat gambaran besarnya. Sebagai contoh, jika kamu hanya menginginkan sepatu baru untuk bersenang-senang, sepatu tersebut termasuk dalam kategori yang tidak penting. Lain halnya jika sepatu baru untuk kebutuhan pekerjaan, maka itu termasuk dalam kebutuhan penting.

Dengan cara ini, kamu bisa berhati-hati dalam membelanjakan uang dan untuk apa kamu membelanjakan uang tersebut.

3. Catat di Buku Besar dengan Tulisan Tangan

Kebanyakan pendukung Kakeibo juga merekomendasikan penggunaan buku besar tulisan tangan untuk melacak pengeluaranmu sepanjang bulan. Mereka merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa ketika kita menulis sesuatu dengan tangan, kita akan menyimpan informasi dengan lebih baik dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan informasi tersebut.

Namun, menulis catatan keuangan di buku besar tidak wajib. Kamu juga bisa merancang alokasi anggaran menggunakan aplikasi spreadsheet karena kemampuannya mencari entri tertentu, mengelompokkan kategori, dan membuat grafik pengeluaran dengan cepat dan mudah.

Baca Juga: Kaum Milenial Perlu Dapat Edukasi Pentingnya Mengelola Keuangan, Agar Banyak Investor Muda

4. Meninjau Pengeluaran di Akhir Bulan

Di akhir bulan, kamu dapat meninjau pengeluaran yang sudah berlalu. Hitung berapa banyak uang yang kamu belanjakan di setiap kategori serta berapa banyak yang kamu hemat.

Kemudian bandingkan hasilnya dengan tujuan yang kamu tetapkan untuk dirimu sendiri.

Setelah itu, kamu akan mendapati pertanyaan:

  • Apakah kamu menghemat sebanyak yang kamu harapkan?
  • Apakah ada hal-hal penting tertentu yang luput dari perhatianmu dalam penilaian awal?
  • Apakah jika dipikir-pikir, beberapa pembelian yang tidak penting tampaknya tidak diperlukan?
  • Apakah ada pembelian tak terduga yang disertai dengan label harga tinggi yang tidak terduga juga?

Jika kamu mencapai tujuan tabungan yang ditetapkan, bagus! Jika tidak, tidak apa-apa.

Meski begitu, kamu harus melihat buku besar sebagai data dan kesalahanmu, yang akan jadi pelajaran untuk mengambil keputusan yang lebih baik bulan depan.

Mungkin, kamu perlu mengurangi beberapa pembelian yang tidak penting untuk lebih berhemat. Sebaliknya, mungkin tujuan tabunganmu terlalu agresif, dan kamu memerlukan beberapa hal yang tidak penting untuk menghilangkan stres di akhir pekan.

5. Temukan Keseimbangan Keuanganmu

Yang digarisbawahi Kakeibo adalah filosofi hidup orang Jepang yang disebut nagomi. Meskipun tidak memiliki terjemahan langsung, nagomi berpusat pada konsep keseimbangan, harmoni, dan keberlanjutan, serta bagaimana mewujudkan kualitas-kualitas baik dalam upaya hidup.

Dalam bukunya tentang filsafat, Ken Mogi menulis bahwa nagomi bukanlah tentang menemukan jalan pintas menuju kebahagiaan, kesuksesan, atau kekayaan. Ini tentang memahami dan meningkatkan aspek-aspek baik dan positif dalam kehidupan kita, untuk menyeimbangkan kesulitan yang pasti menimpa kita semua.

Dalam hal ini, kakeibo meminta kamu melakukan hal yang sama dengan keuanganmu. Inilah sebabnya mengapa ada kategori khusus untuk kebudayaan.

Metode ini mengakui bahwa hidupmu tidak boleh terikat pada keuanganmu. Sebaliknya, keuanganmu mewakili sumber daya, yang memupuk pertumbuhan, pembelajaran, dan aktivitas hidup yang bermakna.

Writer: Putri Octavia Saragih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Big Think